Sabtu, 09 Agustus 2008

Setetes Embun


     Ibarat setetes embun di padang pasir yang gersang. Walaupun jumlahnya hanya setetes, namun mampu menghapus dahaga jiwa-jiwa yang kering. Begitu juga sebias sinar dalam kegelapan. Mampu memberikan cahaya terang, yang membuat jiwa-jiwa yang gelap menjadi hidup kembali. Merasakan hangatnya sentuhan sinar.
     Namun apalah arti jika embun dan cahaya itu hanyalah suatu janji semu belaka. Mungkin lebih tepatnya hanya kata-kata penghibur yang suatu saat pasti terlupakan. Tentunya ga akan pernah ada artinya. Ga akan bisa menghilangkan dahaga. Ga akan mampu memberikan terang. Menjanjikan memeluk gunung. Menggapai bintang. Meraih awan.
     Pada kenyataannya sebenarnya, harapan merupakan suatu semangat hidup baru yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang yang sebelumnya sudah tidak mempunyai semangat hidup lagi. Mungkin karena sesuatu atau lain hal. Harapan baru itulah yang akan kembali menopang hidupnya. Tapi mungkin ada orang-orang yang kurang mengerti akan hal itu. Jadi bisa dengan mudahnya melupakan harapan yang pernah diberikannya kepada orang lain. Itu sama saja mencabut kembali napas kehidupan orang tersebut. Kasihan sekali nasib orang tersebut. 
     Janganlah berjanji kalau tak sanggup kau tepati. Janganlah memberi harapan kalau kau gampang melupakan harapan-harapan itu. Karena itu hanya akan menyakiti orang lain. Dan janganlah menyakiti jika kau tak ingin disakiti. Ambilah janjimu. Ambilah semua kata-katamu. Ambilah semua harapan semu itu. Aku tak ingin kebahagiaan palsu itu. Aku tak ingin semua kata-kata penghiburmu. Janganlah membuat orang lain melayang tinggi di udara. Namun setelah itu menjatuhkannya lagi hingga dia tak dapat bangkit lagi.
     Biarkanlah dia hanya menggenggam pasir gunung. Hanya bermandikan cahaya bintang. Hanya bernaungkan awan. Tapi semua itu nyata. Bukan hanya harapan yang akan hampa termakan masa. Biarkan dia hidup sampai akhir dunia. Janganlah mengganggunya lagi. Jangan menyakitinya lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Sabar dalam bertindak, santun dalam berucap...