Jumat, 19 September 2008

Memories


     Tadi malam ga sengaja aku melihat tape recorder milik ayahku dulu. Aku bersihkan, kemudian aku masukkan sebuah cassete tape yang dulu sering aku dengarkan bersama ayahku. Ternyata suara tape recorder itu masih sangat bagus. Aku berbaring sambil meresapi untaian-untaian lagu dari tape recorder itu. Tanpa aku sadari air mataku mengalir dari kedua sudut mataku. Aku rasakan kesepian yang begitu dalam menyayat hatiku. Aku sangat merindukan ayahku. Aku sangat merindukannya.
     Setelah kepergiannya, hari-hariku terasa sangat sepi. Dulu, setiap aku pulang kerja sore, tak sedetik pun aku lewatkan tanpanya. Aku selalu bercengkerama dan bercanda dengannya. Dia sangat menyukai humor. Atau bahkan kami mengisi TTS bersama. Atau bernyanyi bersama. Atau bermain ular tangga bersama. Atau bermain kartu bersama. Pokoknya selalu ada saja kegiatan yang kami lakukan bersama. Seumur hidupku, dialah orang yang paling dekat denganku. Semakin aku dewasa, maka aku semakin dekat dengannya. Hingga akhir hayatnya pun, aku sangat dekat dengannya.
     Malam itu aku benar-benar mengharapkan kejadian-kejadian itu terulang lagi. Walau aku tau itu semua ga mungkin, tapi aku masih saja mengharapkannya. Mungkin ga akan ada orang yang mengerti perasaanku saat itu. Perasaan rindu yang sangat menyelimuti hati. Kerinduan yang ga bisa terobati karena memang udah ga mungkin. Kerinduan akan sosok seseorang yang telah mengayomiku selama ini. Sosok yang sangat amat aku rindukan.
     Aku kembali menangis. Aku tak bisa menghentikan air mataku. Sembari aku berdoa, aku memohon kepada Allah agar mempertemukanku dengan ayahku walau hanya di dalam mimpi. Alunan lagu-lagu slow itu sangat membawa jiwa dan pikiranku ke masa-masa dimana aku selalu tertawa bersama dengan ayahku. Dari masa kecilku, sampai aku sekolah, dan hingga aku bekerja. Setiap hari, tak ada satupun kejadian yang tidak aku ceritakan padanya. Aku selalu menceritakan kejadian di sekolah. Dan aku juga menceritakan semua kejadian di kantor. Tak ada yang terlewatkan. Dia selalu mendengarkan dengan seksama ceritaku. Apabila ceritaku lucu, maka dia langsung tertawa. Aku suka tertawanya. Setelah aku selesai bercerita, maka giliran dia yang bercerita. Kadang ceritanya juga sangat lucu. Membuat aku tertawa terpingkal-pingkal.
     Itulah moment paling berharga yang ga mungkin terulang lagi dalam hidupku. Saat-saat indah penuh canda tawa dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

1 komentar:

M3 mengatakan...

Assalaamualaikum yul, wah ega nih kayaknya yg ngasih comment pertama yah, blog kamu bagus kok tingkatin ntruss aja.Nulis seusuatu yg baru . klo bisa jgn hanya mlibatkan prasaan yul aja tapi dari beberapa sudut pdg jg, biar tulisan kamu bersifat lbh objektif. Papa kamu huomris yah. Pasti yul sangat membanggakan sosok Beliau . Pastinya beliau menjadi sosok gambaran pria yg kamu idamkan. Beliau pun pasti bangga telah membesarkan seorang putri yg bisa diandalkan oleh keluarganya dan ...... duh ega ga taw lg maw ngomong ega terharu nih.
Yul hidup adalah perjuangan olh karena itu trusslah berjuang thdp apa yg nigin kamu capai buat lah org disekitar seneng akan kehadiran mu.And bahagiaain mama kamu yah ^_^ EGA YM

Posting Komentar

Sabar dalam bertindak, santun dalam berucap...