Senin, 08 Juni 2009

Umat Paling Cerewet…

Mungkin teman-teman sekalian sudah tau tentang siapakah umat di muka bumi ini yang paling ”cerewet”. Ya, tidak lain adalah umatnya nabi Musa a.s alias Bani Israil. Sebagaimana kekurangannya, kaum ini juga memiliki kelebihan yaitu bila dilihat dari segi kekuatan fisik, kaum ini juga merupakan kaum yang terkuat.

Diriwayatkan di dalam Al Qur’an surat Al-Baqarah -pastinya ayat brp sih lupa, yg pasti sekitar ayat 40-50an gt deh, maklum pas baca ga liat2 lagi ayat brp, tp lgsg tancap gas, hehe :D-. Diceritakan disitu betapa cerewetnya umat nabi Musa a.s ini. Istilahnya jaman sekarang mungkin sama aja dengan ”dikasih hati minta jantung” alias ga pernah merasa cukup apalagi bersyukur, malah selalu meminta lebih dan lebih lagi. Padahal kala itu Allah telah memenuhi segala kebutuhan mereka, misalnya pada saat cuaca amat panas, Allah menaungi mereka dengan sebuah awan/mendung. Kemudian Allah memberi mereka makanan dan minuman terbaik, yaitu burung dan madu. Namun tak pernah terucap rasa syukur dari mulut mereka, yang ada hanyalah mengeluh, merengek, meminta dan terus meminta.

Ketika nabi Musa a.s diutus Allah untuk suatu keperluan yang mengharuskannya meninggalkan kaumnya selama 40 hari lamanya, taukah apa yang dilakukan kaumnya ketika itu? Mereka beralih pandang. Mereka beralih keyakinan. Mereka tidak lagi menyembah Allah sebagai Tuhan mereka, namun mereka mulai menyembah seekor anak sapi. Na’idzubillahimindzalik... Betapa kufurnya mereka. Hanya ditinggal nabi Musa sebentar saja, mereka sudah berpaling sejauh ini. Hanya karena omongan seseorang yang mengaku dirinya sebagai pengganti nabi Musa -kala itu-, mereka dengan mudahnya menyembah seekor anak sapi yang diyakininya sebagai Tuhannya.

Namun Allah memang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ketika nabi Musa a.s datang dan terkejut mendapati apa yang dilakukan oleh kaumnya sepeninggalnya, beliau memintakan ampun untuk kaumnya kepada Allah, dan Allah pun mengampuni bani israil itu. Bagai tak berkesudahan, ada lagi ulah yang dibuat oleh kaum ini. Mereka berkata kepada nabi Musa a.s, ”Wahai Musa, kami tidak akan beriman sebelum kami dapat melihat Allah Tuhanmu”. Kemudian Allah mendatangkan petir untuk menyambar bani israil itu. Dan ketika itu nabi Musa a.s memintakan ampun untuk kaumnya pada Allah -untuk yang kesekian kalinya- dan Allah pun kembali mengampuni mereka dan menghidukan mereka kembali. Semua ini tak lain adalah agar mereka bersyukur dan menjadi orang yang bertakwa.

Nah, bagaimana pendapat teman-teman semua tentang cerita diatas -tentang sekelumit perilaku bani israil-? Mungkin ada yang berpikir, sungguh sangat menjengkelkan. Masih banyak hal-hal menjengkelkan lainnya yang mereka lakukan dan dijelaskan di dalam AlQur’an.

Ini harusnya menjadi pelajaran bagi kita semua. Jangan sampai kita menjadi bani israil-bani israil selanjutnya. Jangan sampai Allah menurunkan azabnya yang pedih kepada kita karena keteledoran kita sendiri. Pandai-pandailah mensyukuri apapun yang melekat dan ada pada diri dan hidup kita saat ini. Karna belum tentu dengan segala hal lebih yang kita inginkan, kita akan menjadi umat yang lebih baik. Bukankah segala yang berlebihan itu tidak pernah baik? Mari kita sama-sama merenungkan apa yang telah kita perbuat selama ini. Apakah kita sudah termasuk orang-orang yang pandai bersyukur?

*Ya Allah… Ingatkanlah kami dikala kami lupa dan berikanlah kami petunjuk dikala kami sesat, peringatkanlah kami sebelum Engkau menurunkan adzab atas kelalaian kami, serta jadikanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur. Amin.*

Posting Komentar

Sabar dalam bertindak, santun dalam berucap...