Selasa, 21 April 2009

Jangan Menangis Sayang...


     Sabtu, 18 April 2009. Petang ini aku ketemu dengan seorang bayi laki-laki yang bernasib sangat malang. Usianya baru sekitar 3 bulan, tapi cobaan hidupnya sungguh sangat berat. Dia telah ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya semenjak berusia 1 bulan. Ibunya pergi jadi TKI ke Brunai, sedangkan ayahnya juga pergi jauh entah kemana yang kabarnya juga tengah mengalami gangguan kejiwaan.

     Bayi itu kini dirawat oleh bibinya yang sangat awam dalam mengasuh bayi, juga sangat tidak memiliki apapun yang dapat diberikan kepada bayi itu, jangankan untuk me...menuhi sandangnya sang bayi, untuk membeli susu pun sang bibi tidak mempunyai uang. Hatiku terasa seperti terhiris dan sangat pedih melihat kenyataan ini. Airmataku pun menetes. Tak kusangka ada orang tua yang tega menelantarkan bayi sesucimu dik. Tak dapatkan mereka melihat sinar matamu yang bening dan yang sangat memerlukan kasih sayang dari kedua orang tuamu?

    Ungkapku dalam hati, ”Ya Allah… Andaikan aku berkemampuan, tentu aku yang akan mengadopsi anak ini. Tapi sungguh maafkanlah hambaMu ini Ya Allah… Saat ini hamba belum mampu untuk mengadopsinya. Beban hamba masih sangat berat. Hamba takut kelak hamba tidak dapat merawat titipanMu ini dengan baik. Hamba takut tidak dapat menjadikannya seseorang yang berhasil karena ketidakmampuan hamba akan materi ini Ya Allah. Ampunilah hamba. Temukanlah bayi ini dengan orang tua asuh yang soleh dan soleha yang akan menjadikan bayi ini kelak menjadi seorang pemimpin dan pembela agamaMu Ya Allah. Amin…”. Airmataku pun semakin deras mengalir melihat wajah suci bayi ini. Seakan wajah ini berkata kepada semua orang, ”Wahai hamba Allah yang baik hati, tolonglah aku… rawatlah aku… jangan sia-siakan kehadiranku…”.

    Wahai kekasih Allah yang malang… Aku doakan agar kau segera menemukan orang tua barumu yang akan menyayangi dan mengasihimu dengan segenap jiwa raga mereka. Bukan orang tua yang dengan sengaja meninggalkan dan menelantarkanmu tanpa mempedulikan jerit tangismu ketika lapar dan haus. Terkutuklah para orang tua yang denga sengaja telah menyiakan titipan Allah seberharga kau dik. Mungkin diluar sana lebih banyak lagi bayi yang bernasib sama bahkan lebih parah darimu. Aku hanya dapat berdoa untuk kalian semua adik-adikku. Ya Allah, tunjukkanlah kuasaMu.

Tabahkan hatimu dik…
Allah akan selalu berada didekatmu…
Allah akan selalu menjagamu dalam bangun dan lelapmu…
Jangan menangis sayang…
Jadilah hamba Allah yang kuat dan tegar…
Karena Allah akan selalu melindungimu dari apapun kejahatan dibumi ini…
Amiinn…

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Selasa, 14 April 2009

Assalamualaikum Yaa Akhi Yaa Ukhti...

Akhirnya tiba juga saat ini. Saat dimana aku kembali berani menengadahkan kepala dan menatap lurus kedepan. Sambil berkata lantang di dalam hati, "Laa Tahzaan Wa Laa Takhaaf. Innallaha ma'ana". Yaa... Berkali ku ulang kata-kata itu. Sembari memantapkan hati untuk kian melangkah jauh.

Yeahh.. Aku benar-benar telah siap untuk kembali berdiri tegar. Kembali menantang kejamnya kehidupan. Kembali memeras otak untuk memikirkan.... cara agar terus dapat bertahan hidup. Sekali kuputuskan aku akan kembali maju, maka aku akan tetap maju. Kali inilah saatnya. Ya, sekaranglah saatnya untuk membuktikan kepada dunia bahwa aku masih hidup. Aku benar-benar masih hidup. Lebih tepatnya aku baru terlahir kembali. Terlahir kembali dari kevacuman untuk beberapa waktu.

Terkadang kita memang memerlukan beberapa waktu untuk menyelami diri lebih dalam. Untuk membangun kembali kekuatan diri yang sempat hancur. Untuk menguatkan kembali kaki untuk berdiri setelah sempat terjatuh berkali-kali. Tapi kita belum mati. Kita masih hidup dan terus hidup.

Sekarang... Siapapun kau, aku benar-benar telah siap berhadapan denganmu!!! Apapun yang kau lakukan, aku telah benar-benar siap untuk mengacuhkanmu!!! Tak akan bersedih, tak akan takut, tak akan gentar, tak akan terbiar. Innallaha ma'ana!

Alhamdulillahi wasyukurilahirabbil alamiinnn...



Baca selengkapnya, klik ajah disini ..