Sabtu, 08 Agustus 2009

Perjalanan Panjang Pulkam :D

Bismillah…

Pertama-tama saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua teman-teman karena saya cuti nulisnya kelamaan. Hehe… Sebenernya disaat saya cuti, saya ada sesekali mampir ke warnet untuk ngecek email dan menjenguk blog, tapi gak sempet kalo buat nulis posting. Suatu ketika pas saya lagi baca pesan-pesan dari teman-teman di shout box, saya tersenyum sendiri. Karena ada salah seorang teman yang bilang gini, “Mbak, lama banget cutinya. Nikah ya?”. Dalam hati saya berkata, mohon doanya ya semoga cepet dikasih jodoh sama Allah. Ckckckck… kumat euy :D

Ok deh, saya mau berbagi sedikit cerita tentang perjalanan panjang saya. Gimana gak panjang? Bayangin aja, tiap pulkam saya harus menempuh perjalanan lebih dari 30 jam pulang pergi naik bus. Tapi alhamdulillahnya pulkam kali ini saya selalu dapat tempat duduk di bus bersebelahan dengan sesama perempuan. Jadi bisa lebih rileks cerita-cerita gitu, dibandingkan pulkam beberapa waktu yang lalu saya selalu dapat tempat duduk bersebelahan dengan cowok. Alhasil kikuk banget, gak enak banget rasanya. Jadinya sepanjang jalan ngemil aja mulu, abisnya bingung mo ngapain :D.

Kali ini ceritanya saya singkat-singkat aja ya, karena kalo ditulisin semuanya, sampe malam juga gak kelar nih nulisnya. Ckckck… Ok deh kita mulai. Perjalanan dari banjarmasin ke palangkaraya saya duduk bersebelahan dengan seorang ibu setengah baya yang terlihat lelah karena sibuk membawa barang-barang belanjaan untuk persiapan acara khitan anaknya. Wuich.. bawaannya banyak banget.

Ditengah perjalanan ada seorang gadis cantik berjilbab hitam yang ikut naik di bus yang saya tumpangi. Senyumnya manis sekali. Begitu sempurna Allah menciptakannya. Setelah melalui percakapan singkat, saya baru tau kalo dia baru aja lulus SMA dan mau melanjutkan ke Akbid Muhamadiyah Banjarmasin. Sayangnya pas ikut tes gelombang pertama ternyata dia gagal, jadi dia mau balik dulu ke pangkalan bun sebelum mengikuti tes gelombang kedua pada awal agustus ini.

Setelah sampai di palangkaraya, semua penumpang bus diberi waktu untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke pangkalan bun dengan menggunakan bus yang berbeda dengan ukuran yang lebih besar. Saya pun segera menurunkan barang, ke toilet dan kemudian sholat. Setelah itu saya mengobrol dengan Ananta, gadis cantik tadi, seraya menunggu bus berangkat. Wah rupanya kali ini kami akan melanjutkan perjalanan dengan bus yang terpisah, dia menumpang bus executive class.

Tak berapa lama, bus pun melaju melanjutkan perjalanan ke pangkalan bun, hari sudah mulai sore kala itu, tapi sang mentari masih dengan gagahnya bersinar menembus kaca-kaca jendela bus dan menyilaukan pandangan. Tepat sekali waktu itu saya duduk di kursi paling depan. Oya, kali ini saya juga bersebelahan dengan seorang ibu setengah baya lagi. Sangat jelas terlihat dari raut wajahnya, ibu ini merupakan seorang wanita pekerja keras. Satu hal yang membuat saya sempat terbuai, ibu ini memakai parfum yang dulu sempat sangat saya kenal sekali aromanya. Entahlah siapa yang sering memakainya dulu. Rasanya saya tidak ingin dan tidak perlu mengingatnya. Tapi saya sangat familiar sekali dengan aroma ini. Saya hampir tidak percaya dengan penciuman saya, namun sayup-sayup aroma lembut itu semakin terasa jelas dan berasal dari arah ibu itu.

Lalu pandangan saya tertuju pada seorang ibu muda yang memakai baju tidur dan menggendong anaknya yang masih balita. Manis sekali anaknya. Setelah terlibat percakapan singkat, ibu itu mengungkapkan kepada saya bahwa sekarang ia tengah melarikan diri alias minggat dari suaminya karena ia dan anaknya merupakan korban KDRT seraya memerlihatkan bekas-bekas memar dan luka ditubuhnya akibat ulah suaminya. Astaghfirullahal azhim…

Jam tiga subuh saya tiba di pangkalan bun kota tercinta. Masih tercinta bagi saya walaupun mungkin penuh luka. Ada beberapa perubahan dengan kota ini. Jalan-jalannya serta pembangunan dibeberapa tempat. Ada beberapa pusat perbelanjaan baru. Trotoar baru dan tidak ketinggalan sebuah toko bakery baru, ya walaupun saya tidak sempat mampir kesitu. Hehe..

Pagi itu, saya mengunjungi rumah mempelai perempuan. Melihat-lihat persiapan mereka. Wah ternyata ribet banget, banyak yang harus disiapin. Terutama untuk mempersiapkan si pengantin perempuan. Harus dilulurin, sauna, dan perawatan lainnya yang sudah dimulai 1 bulan sebelum hari H. Jadi takut euy :D

Pulang dari situ, saya mampir kerumah keluarga sebentar untuk mengantarkan oleh-oleh, lalu mampir ke kantor tempat dulu saya bekerja. Surprised banget, karena hampir disetiap sudut ruangan, saya dapati wajah baru, dan hanya beberapa teman lama yang tetap bertahan bekerja disitu. Dalam hati saya bergumam, mungkin inilah saatnya pembaharuan. Hehe.. Dan alhamdulillah kehadiran saya masih disambut dan diterima baik disitu. Ngobrol-ngobrol, berkenalan dengan admin-admin baru, ketawa-ketiwi sambil becanda, sampai tiba saatnya saya pamit.

Setelah pamitan, saya mengirimkan pesan singkat pada salah seorang teman SMK dulu, untuk memintanya mengambil buku yang saya janjikan untuk meminjamkan padanya selama saya pulkam ini, dan tentunya harus dikembalikan sebelum saya kembali ke banjarmasin. Karena sudah masuk waktunya makan siang, maka kami pun mencari warung makan. Sebuah warung makan sederhana yang dulu sering saya kunjungi hampir tiap hari, yang letaknya dipinggiran jalan menuju pasar.

Setelah dhzuhuran, saya ditraktir minum es campur, wah rejeki nomplok nih. Ckckck… Hari pun sudah sore. Lalu saya diantarkan untuk mengunjungi makam ayah saya. Rumputnya lumayan banyak. Suasana di pemakaman sangat hening kala itu, karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat disitu, mengunjungi makam hanya pada hari jumat pagi. Selain itu bisa dibilang tidak ada, bila adapun hanya beberapa saja. Hening sekali. Rasanya saya ingin menangis kala itu. Mata saya berkaca-kaca ketika membaca doa. Hati saya sangat sakit. Saya merasakan kerinduan yang luar biasa pada ayah saya. Rasanya saya bisa melihat wajah ayah saya tersenyum mengetahui kedatangan saya. Saya sangat trenyuh. Ingin saya memeluknya. Namun sayangnya itu semua hanya sebatas impian saja.

Saya hampir lupa bahwa saat itu saya tidak bersendirian, tapi berdua dengan teman SMK saya itu. Setelah beberapa saat, saya berpamitan pada almarhum ayah, dan berjanji besok pagi akan kembali kesitu. Besok pado bertepatan dengan hari jum’at, pasti sangat ramai orang berziarah dan tak kalah ramainya orang yang berjualan bunga untuk ditaburkan diatas makam.

Sebelum adzan subuh berkumandang, saya sudah terjaga. Bersiap-siap mandi dan membersihkan diri, lalu menunggu adzan kemudian sholat. Setelah itu bersiap-siap mengunjungi ayah saya lagi. Rasanya saya sudah tidak sabar. Angkot yang mengantarkan saya pun akhirnya tiba di pinggiran jalan depan area pemakaman. Tak bisa saya lupa untuk membeli bunga-bunga merah -yang dulu selalu saya beli tiap jumat pagi- untuk taburan diatas makam ayah. Setelah mengedarkan pandangan ke beberapa pedagang bunga, akhirnya saya temukan seseorang yang saya cari. Dia adalah seorang nenek tua yang menjadi langganan saya membeli bunga tiap jumat, dulu ketika saya masih menetap di pangkalanbun.

Saya mengucap salam dan menyapanya, ternyata beliau agak lupa dengan saya. Maklum saja, sudah hampir 8 bulan saya tidak lagi pernah bertemu dengannya. Setelah saya jelaskan, kemudian beliau ingat dan menyalami saya seraya bertanya bagaimana kabar saya. Senyumnya masih terlihat ramah seperti dulu. Suaranya yang sudah terbata-bata termakan usia. Semuanya membuat saya tersenyum dan bersyukur, masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang membuat saya kagum ini. Alhamdulillahirabbil alamiin. Dan Alhamdulillahi jazakumullahu khoiron katsira untuk semua yang saya temui dan membuat saya kagum.

Setelah itu saya kembali mengunjungi keluarga mempelai perempuan, lalu saya diajak makan siang bersama. Ya Allah, terimakasih atas semua ini. Saya merasa sangat terharu dan trenyuh. Disaat banyak orang yang tidak mengharapkan kehadiran saya serta membuang saya, disaat yang sama rupanya masih ada orang-orang yang berkenan menjadikan saya bagian dari mereka, tersenyum dan bercengkerama bersama mereka. Mereka bagaikan keluarga baru bagi saya. Begitulah hidup. Keluarga menjadi orang lain dan orang lain menjadi keluarga. Bila jauh berbau harum namun bila dekat maka berbau busuk. Sebuah filsafat yang benar adanya. Ini jualah yang membuat saya berkali-kali menangis tersedu dikala sholat.

Tak ketinggalan dua orang kakak beradik yang sama-sama perempuan yang merupakan sepupu dari mempelai perempuan. Entah bagaimana awalnya, mereka lalu menjadi dekat dengan saya. Mereka itu desti(8) dan dewi(6). Sampai sempat suatu ketika saya duduk santai, mereka berdua menghampiri saya dan bertanya. “Kak, kenapa jilbab dan baju kakak panjang banget? Mamaku gak suka pake jilbab, katanya panas”. Hmm… Saya bingung mau jawab apa. Mungkin bila yang bertanya itu adalah seorang dewasa, saya akan lebih mudah memberikan jawaban dan penjelasan dari pertanyaannya. Dan saya pun belum pernah terpikir bila seorang anak belia yang akan menanyakan hal ini ke saya. Saya pun hanya bergumam lirih sambil tersenyum, bila saatnya tiba dan kalian telah dewasa, insya Allah kalian akan mengerti sendiri jawabannya.

Tibalah hari pernikahan sahabat saya itu. Akad nikahnya dimulai di awal pagi, sekitar jam 7 pagi. Dan semua acaranya dilangsungkan dirumah mempelai laki-laki. Diiringi dengan tabuhan rebana dan lantunan salawat nabi. Dan ketika proses akad nikah berlangsung, tanpa sadar saya meneteskan airmata. Saya menangis. Ada perasaan sedih dan bahagia yang bercampur didalam hati saya. Saya bahagia karena akhirnya sahabat saya itu telah menemukan pendamping hidupnya. Namun yang paling sedih adalah ketika prosesi perwalian oleh ayah mempelai perempuan, dan akad yang diucapkan oleh mempelai laki-laki. Seakan-akan saya merasakan, bagaimana bila nanti tiba waktunya saya. Tidak ada lagi seorang ayah yang akan menjadi wali saya pada hari pernikahan saya kelak. Mungkin itulah yang membuat saya sedih hingga mengalirkan airmata tak berhenti.

Malam setelah walimah itu adalah malam terakhir saya berada di pangkalan bun, karena besoknya saya sudah harus kembali ke banjarmasin. Sekali lagi saya merasa sangat berbahagia, keluarga besar pengantin perempuan mengajak saya berjalan-jalan keliling kota sembari melihat pemandangan dan lampu-lampu jalan yang bergemerlapan dimalam hari. Puncaknya kami singgah di bundaran pancasila. Memang benar, bila Allah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin. Tidak pernah terpikir oleh saya pulkam kali ini saya bisa berjalan-jalan ke bundaran pancasila. Malam itu tepat malam minggu, jadi suasana ditempat itu sangatlah ramai. Terakhir saya kesana adalah saat malam tahun baru tahun ini, itupun saya kesana berdua dengan pengantin perempuan. Kala itu sangat ramai sekali pesta kembang api disana. Malam itu jua terakhir kalinya saya melihat sosok sahabat saya yang dulu, walaupun ia tak menyadarinya. Karena saya pun tak sengaja melihatnya.

Selesai. Semua yang saya alami bagaikan skenario yang tak direncanakan. Itulah kekuasaan Allah. Sekarang tiba saatnya saya harus kembali ke banjarmasin. Kembali pada kehidupan yang baru setelah sempat sejenak menilik pada masa lalu.

Lelah sekali rasanya setelah melalui perjalanan yang sangat panjang. Dan setelah itu saya mendapat musibah. Kacamata saya pecah! Sore itu jatuh dikamar mandi setelah saya mandi menjelang maghrib. Saya sempat sedih juga. Tapi syukurnya framenya tidak patah. Segerea saya mengucap istirja. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Allahuma’jurni fi musibati wa akhlifli khoiron minha. Disetiap musibah, pasti ada pertolongan. Dan saya berdoa semoga Allah menggantikannya dengan yang lebih baik. Amin.

Belum lagi setelah itu kembali saya mendapat musibah. Ba’da subuh saya berjalan-jalan disekitar rumah. Sengaja untuk melatih otot-otot kaki biar lebih rileks setelah perjalanan jauh. Tak beberapa lama berjalan, ada seorang tetangga yang sedang menggendong anaknya yang masih balita menghampiri saya. Beliau meminta tolong pada saya untuk mengantarkannya ke rumah seorang dokter untuk mengobati anaknya yang sedang sakit. Saya sedih sekali melihat keadaan anaknya. Bergegaslah saya mengeluarkan motor dan memanaskan mesinnya beberapa saat, kemudian bergegas mengantarkannya. Yang namanya musibah memang tidak bisa dihindari. Ketika memasuki gang menuju rumah sang dokter, saya mendapatkan kecelakaan. Saya terjatuh dan tertimpa motor. Rupanya jalanan disitu sedang ada perbaikan dan sama sekali belum selesai. Batu-batu kerikil yang agak besar dan dalam jumlah yang banyak menutupi jalan itu. Karena saat itu hari masih gelap, jadi saya tidak bisa melihat dengan jelas, lalu keseimbangan hilang, oleng dan jatuh.

Saya menyesal sekali tidak bisa memberikan yang terbaik untuk tetangga saya itu. Tapi alhamdulillah ibu dan anak itu tidak kenapa-kenapa. Karena begitu jatuh, mereka langsung melompat. Hanya saya yang tertimpa motor. Saya mengalami luka lumayan parah di kaki sebelah kiri, juga keseleo yang menyebabkan pergeseran sendi-sendi disekitar mata kaki sebelah kiri. Juga beberap luka, lecet dan memar disekitar lengan dan kaki. Berkali-kali saya meminta maaf kepada ibu itu atas kejadian ini. Saya sangat bersyukur karena mereka tidak menderita luka sama sekali. Cukuplah saya, fikirku. Kembali saya mengucap istirja.

Hal ini jualah yang membuat saya harus mengambil cuti lebih panjang dari seharusnya. Tapi sekarang keadaan saya sudah lebih membaik. Ketika duduk tahiyat pada sholat, sudah tidak terlalu nyeri. Tapi belum bisa sempurna. Alhamdulillah Allah masih memberikan kemudahan.

Hmm... Panjang banget ya tulisan kali ini. Kiranya sekian dulu laporan dari saya. Syukur-syukur bila sekiranya ada teman yang membaca tulisan ini hingga selesai dan memaafkan saya karena telah cuti terlalu lama. Insya Allah saya akan mengunjungi rumah-rumah persinggahan kalian semua setelah ini. Tapi sebetulnya saya sangat ingin mengambil cuti lagi selama bulan ramadhan, karena ingin fokus pada kegiatan ramadhan. Tapi entahlah, bagaimana Allah mengatur cerita ini selanjutnya saja. Karena sebaik-baiknya pengatur adalah Allah yang Maha Luhur.

Ya Allah... Berikanlah akhlak yang baik kepada kami semua. Amiin.

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..