Jumat, 18 Juni 2010

Tahaddu Tahabbu

Bismillah…

Kebetulan ada salah satu anak didik yang ultah kemaren. Untung ga lupa masang alarm pengingatnya di handphone. So, pagi-pagi udah nge-sms-in si adek sekedar buat ngucapin “met milaad” plus seuntai do’a dan harapan semoga menjadi anak yang berakhlak mulia, dan membanggakan keluarga, bangsa serta agama.


Hari ulang tahun tentu saja menjadi hari yang istimewa bagi setiap diri. Istimewa disini bukan berarti harus merayakan dengan sangat mewah atau yang gimana-gimana. Tapi maksudnya, sesederhana apapun itu, tentu memiliki kesan tersendiri bagi yang sedang berulang tahun. Bahkan tanpa dirayakan sekalipun, hari ulang tahun tetap berkesan bagi yang sedang berulang tahun. Karna dengan bertambahnya usia, banyak hal yang telah dilewati, banyak pula pelajaran-pelajaran yang bisa diambil. Renungan diri, mengevaluasi kembali tahun-tahun yang telah lalu, guna perbaikan-perbaikan pada masa yang akan datang.


Sejatinya, setiap manusia itu sangat senang diperhatikan atau mendapat perhatian. Betul??? Terlepas dia itu seorang akhwat ataupun ikhwan. Yang membedakan hanyalah kadarnya saja, senang, sangat senang, atau sangat amat senang bila mendapat perhatian dari orang lain. Yang pastinya, tidak ada yang tidak senang.


Pertanyaannya, sudahkah kita memberikan perhatian kita yang tulus kepada sekeliling kita, dari hal-hal yang kecil sekalipun? Apa kita sudah tau kapan tanggal ulang tahun seluruh anggota keluarga, tetangga sebelah rumah, adik kelas, teman pas sekolah, sahabat pena, teman sekantor, bahkan atasan kita? Atau kapan ulang tahun pernikahan ibu kost, senior di tempat kerja, atau guru kita dulu?


Mungkin masih banyak yang kita belum tau. Padahal ini adalah salah satu hal penting yang sering terlupakan. Mengapa penting? Karna ini salah satu cara untuk mempererat tali persaudaraan. Dengan kita sekedar mengucapkan “selamat…”, maka kita telah memberikan perhatian kepada orang lain. Lebih bagus lagi bila sembari memberikan hadiah kecil yang akan sangat berarti bagi yang menerimanya. Karna mungkin saja yang bersangkutan sangat tidak menduga akan mendapatkan ucapan selamat dan hadiah kecil dari kita. Bukan dinilai dari berapa harganya, tapi dilihat perhatian tulus yang telah diberikan. Itulah intinya.


Memberikan hadiah juga merupakan salah satu perekat jiwa. Jadi teringat sebuah hadist nabi saw, tahaadu tahabbu. Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai. Nah, bukankah ini sangat bagus bila digunakan sebagai media dalam kita menyampaikan rasa cinta kita kepada orang tua, sanak saudara, tetangga, guru, sahabat, dan yang lainnya. Dan cinta yang dimaksud disini adalah cinta dalam arti luas. Bukan rasa cinta seperti yang marak terjadi saat ini, antara dua sejoli yang tengah dimabuk cinta hingga memutuskan untuk berpacaran, bergandengan tangan, dan ber..ber.. yang lainnya, padahal kesemuanya belum lah lagi halal baginya.


Dewasa ini seakan-akan segala hal telah tergantikan fungsinya dengan uang. Tak terkecuali dalam hal perhatian dan kasih sayang. Maka bermunculanlah istilah-istilah “anak kurang perhatian”, “anak broken home”, dll. Kehidupan di dalam keluarga jadi tidak harmonis, tidak betah di rumah, orang tua sibuk mencari uang terus, anak pun sibuk mencari kesenangan dan perhatian di luar rumah, karna hal tersebut tidak didapatnya dari dalam rumah. Na’udzubillahi min dzalik.


Sederhananya, semua ketidakharmonisan, ketidak akraban, ketidak selarasan, dan ketidaknyamanan-ketidaknyamanan lainnya karna kurangnya kita dalam memberikan perhatian kepada sekeliling kita. Karna kesenangan dan kebahagiaan itu tak hanya didapat dari limpahan uang saja, tapi sebuah perhatian yang tulus memiliki nilai yang jauh lebih berharga dari sekedar kemilau uang dan harta.


Again n again… Mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulailah dari sekarang. *buruan didata deh tanggal ultah kluarga dan orang sekampung, trus dimasukin deh di pengingat hp…xixixi*


n/b : kalo udah ngasih perhatian yang tulus ke orang lain, tapi ga dapat balasan yang sama, janganlah bersedih. itu hal biasa. manusia itu kan sukanya dikasih, bukannya terimakasih :-). niatkan segala sesuatunya sebagai ibadah. belajar ikhlas. insya Allah jadi ladang amal sholeh yang tiada habisnya. jadilah layaknya matahari yang menyinari bumi tanpa pernah mengharapkan imbalan. hanya memberi tak harap kembali. smangatttt...^^


Mmm… Buat yang kemaren-kemaren, hari ini, besok, atau beberapa hari kedepan kebetulan ultah, saya ucapin selamat hari jadi ya. Semoga Allah memberikan barokah dan melimpahkan barokah atas usia kalian. Aminnn…^^

3 komentar:

ToPu mengatakan...

Beneran sob, baru kali ini aku mendengar hadist ituw,

btw, yang meriwayatkan sapa yah....., hadistnya sahih-kah.....,

Masalah Berbalas, memang seharusnya yang memberi ituw ikhlas, tak mengharap balasan.., jadi sama2 enak sob, masalah yang diberi ituw mau membalas atau tidak ituw urusan Dia........

Btw koq sekarang ndak ada gambarnya yah...

Hehehehehehe...^-^

Oya, tak lupa juga Q ucapkan terimakasih atas apa ajah dech sob....:-)

indri mengatakan...

@topu :
sy manqul hadist ini udah lma bgt, udh bbrpa thn yg lalu pas di forum pengajian umum gitu. waktu itu pembicaranya ga mnjelaskan perawi hadistnya scra detail. yg ditekankan lbh kpda isi hadistnya. saling memberilah kalian, agar saling mengasihi/mencintai.

kmaren udah coba hunting gambar yg cocok, tp sama sekali ga ktmu yg cocok sob. alhasil ga pke gmbar deh. ada referensi mungkin? nnti sy pasang :)

trmksih kmbali...

oya kmren sy brkunjung ktmpat sobat tp pas mo koment ko ga bisa ya? buku tamunya jg ga dbkin ya?

elok langita mengatakan...

terimkashy untuk penjelasannyaa... ^________^

terimkashy juga untuk kunjungan dan komentarnyaa... elok nunggu postingan selanjutnyaa.. :D

Posting Komentar

Sabar dalam bertindak, santun dalam berucap...