Rabu, 08 Desember 2010

Si Malang ‘Aini

Bismillah,,,

“Robbana dzolamna anfusana wa illamtaghfirlana wa tarhamna lana kunnana minal khosiriin. La illaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin. Wakafa billahi syahida. Wakafa billahi wakila…”

bukk…
………..
astaghfirullohal adzhim… kepalaku rasanya sakit banget (gumamku dalam hati).
“Alhamdulillah, anti sudah sadar? Anti kenapa?” Aku bingung, apa yang terjadi? Mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi akhh,,, kepalaku sakit sekali.

“Anti kenapa? Anti sakit? Tadi ana kaget pas ana ketuk pintu kamar kos anti berkali-kali tapi gak ada jawaban, lampu kamar anti tidak menyala, ana khawatir jadi ana beranikan diri untuk membuka pintu kamar anti dan ternyata kamar anti tidak dikunci. Dan betapa kagetnya ana ketika melihat anti tersungkur di lantai, sedang anti masih memakai mukena. Dan wajah anti basah oleh airmata. Sebenarnya anti kenapa? anti sedang ada masalah?”

Aku terdiam sejenak. Kurasakan sakit yang luar biasa di kepalaku. Seingatku, tadi aku sedang melangsungkan sholat magrib, dan kemudian berdoa, dan…. aku menangis. Ya, aku menangis. Rasanya hatiku sedih sekali, sangat sedih. Kabar yang kudengar hari ini seperti mengoyak kembali luka di hatiku. Astaghfirulloh… Ya Allah… Tolonglah hamba-Mu ini. Hilangkanlah semua kesedihan ini dari dalam hatiku. Hapuslah tentangnya dari ingatan, benak, hati, jiwa, pikiran, bahkan keseharianku. Buatlah aku benar-benar lupa tentangnya, dan gantikanlah hanya dengan mengingat-Mu saja.

“Ana gapapa ukh, afwan merepotkan. Mungkin ana hanya kelelahan saja.”
Ya, aku memang kelelahan saja, namun kelelahan yang sangat luar biasa. Hati ini yang lelah. Lelah untuk menangis namun tak bisa berhenti menangis. Ternyata terlalu dalam kelukaan ini, sehingga rasanya sukar untuk disembuhkan, akankah membekas sepanjang hayat.

“Oya, tadi anti mencari ana ada apa ya ukh?”
“Ana ingin mengajak anti makan malam sama-sama, karna ana liat akhir-akhir ini anti jarang makan, anti lebih banyak berpuasa, berdiam diri di kamar, membaca buku, menulis, mendengarkan murrotal, dan tilawah. Sebenarnya dari beberapa waktu yang lalu ana mau menanyakan keadaan anti, apa anti ada masalah, tapi ana segan. Ana perhatikan anti terlihat seperti sedang menanggung beban pikiran yang berat, bahkan anti pun terlihat kurusan sekarang.”
“Subhanallah… Jazakillahu khoiron katsiron ukh… anti baik sekali mau memperhatikan ana. Insya Allah ana gapapa ukh. Ana mohon doanya ya ukh, semoga ana kuat, sabar serta ikhlas menerima semua ketetapan yang sudah Allah tuliskan untuk ana.”
“Wa’iyyaki… La tahzan wala takhof. Innallaha ma ashobirin. Innallaha ma ana. Keep istiqomah ya ukhti. Yuk ke kamar ana, kita makan malam bareng, ana sudah masak tadi.”
“Syukron ukh…”

Ya Allah… yakinkanlah diri ini, bahwa semakin berat ujian yang Engkau berikan, maka semakin dekat pula pertolonganMu itu. Sesungguhnya pertolonganMu itu benar adanya.

*****
Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali jatuh pingsan tidak sadarkan diri? Tiba-tiba saja kepalaku sangat sakit, pandanganku berbayang dan seperti ada cahaya berkelebat melintas di penglihatanku, lalu aku pun terjatuh.

*****
“Mba, kemaren saya ketemu ibunya, lagi ngurus surat-surat, katanya putranya mau nikah. Tanggal berapa mba?”
Astaghfirullohal adzhim…3x
“Maaf bu, saya sama sekali ga tau soal itu. Maaf, saya permisi dulu ya bu, ada yang harus saya kerjakan. Assalamualaikum….”, ucapku terbata-bata ketika berpapasan dengan seorang ibu yang kebetulan mengenalku.
Kenapa tubuhku tiba-tiba bergetar hebat begini? Kenapa hatiku sangat sakit begini? Ya Allah… kenapa airmata ini tak bisa kubendung? Tunjukkanlah kuasaMu ya Allah… Hamba mohon…
Di sepanjang jalan aku terus mengucap istighfar. Namun airmataku tak henti-hentinya mengalir, bahkan semakin deras. Ya Allahhh… ampunilah hambaMu ini..

Gubrakkkkk……
Aku kecelakaan! Aku tidak sadarkan diri lagi.

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Allahuma’jurni fi mushibati wa akhlifli khoirum minha…”

*****
“Assalamualaikum bu… teh hangatnya satu ya bu.”
“Waalaikum salam. Sebentar ya neng, ibu bikinin dulu. Neng kenapa kok wajahnya pucat? Neng ‘ain sakit?”
“Saya gapapa bu, hanya sedikit kelelahan. Terimakasih banyak bu.”

Kenapa semua orang berpikir bahwa aku sedang sakit? Apa benar aku terlihat seperti orang yang sedang sakit? Mungkin aku hanya terlalu lelah berpikir saja. Atau mungkin benar aku sedang sakit, namun batin ini yang sakit. Belakangan terlalu banyak beban pikiran. Terlalu banyak masalah yang harus ditanggung dan dipendam sendiri.

*
Alhamdulillah malam ini bisa ikut majlis ta’lim. Materi yang disampaikan malam ini sangat menyentuh hatiku, bahkan tanpa sadar pun aku menangis. Penyampai materi menyampaikan tentang ‘ciri-ciri orang munafik’. Di dalam dalil, ciri orang munafik itu ada tiga : bila berkata selalu dusta, bila berjanji selalu ingkar, bila dipercaya selalu berkhianat.
Astaghfirullohh…
Ingatkah? Banyak sekali janji yang telah teringkari. Berjanji padaku dengan nama Allah. Banyak sekali perkataan yang telah terdustai. Pengkhianatan setelah dipercayai.

Kurasakan ada sesuatu keluar merembes dari hidungku. Astaghfirulloh… darah! Aku bergegas keluar meninggalkan majlis itu, aku bergegas mencari kunci motor untuk segera kembali ke kos.
Astaghfirulloh… darah segar ini semakin deras mengucur dari kedua lubang hidungku. Apa yang terjadi ya Allah? Kepalaku terasa ringan dan melayang. Dan,,,,
Entahlah apa yang terjadi setelah itu. Yang aku tau, aku sudah berada di tempat tidur. Dari keterangan teman-teman, aku tersungkur di depan pintu kamar kos.

Aku terlelap kembali… sangat lelap.
Aku memasuki suatu tempat yang sangat asing. Tapi tempat ini begitu tenang. Sangat tenang. Bahkan terlalu tenang. Sama sekali tidak ada keributan. Yang ada hanya tanah lapang tiada bertepi, dengan rumput kerdil di seluasnya. Aku berpikir, apa aku sedang tidur dan bermimpi? Kalau iya, maka aku ingin bangun dari tidur ini. Karna di sini tidak ada siapa-siapa, aku hanya sendiri. Tempat ini memang bagus, tapi terlalu sunyi dan lengang. Aku tidak bisa menemukan seorangpun di sini. Sunyi. Hening.

Aku bingung, aku harus menuju ke arah mana untuk pulang. Tempat ini seakan sama di semua sisinya. Benar-benar tiada bertepi. Membingungkanku. Ya Allah… tunjukkan aku jalan untuk pulang. Aku tak ingin sendiri di sini.

Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar suara. Suaranya kurang jelas. Aku pun sibuk mencari darimana asalnya suara itu. Semakin lama semakin jelas terdengar. Aku tau suara itu. Suara orang yang sedang mengayuh sepeda. Ya. Tampak dari kejauhan seseorang sedang mengayuh sepeda. Walaupun tidak begitu jelas, tapi kurasakan orang itu mengayuh sepeda ke arahku. Semakin dekat. Hatiku berdebar. Berdebar sangat keras. Kenapa begini? Apakah aku ketakutan? Tidak! Ini bukan perasaan takut dan sejenisnya, tapi suatu perasaan yang sulit aku jelaskan. Sepertinya perasaan yang pernah kurasakan sebelumnya. Tapi sudah lama sekali. Bahkan aku sudah hampir tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

Orang itu semakin mendekat. Dan…akhhh… aku tersentak. Itu abi. Abiku. Abiku. Ya, aku tidak mungkin salah. Itu adalah abiku. Abi yang sangat aku sayangi. Abi yang kurindukan. Abi yang mengajariku bersepeda, dan mengajariku banyak hal. Tapi kemana umi? Umiku.
“Abiiiiii……” teriakku lepas. Aku menangis. Menangis deras. Ingin ku kejar abiku. Ingin kupeluk abiku. Tapi… mengapa abi malah mengayuh sepedanya menjauhiku? Mengapa abi begitu? Apa abi sudah tidak mengenalku? Atau aku salah orang? Tidak! Tidak mungkin aku salah orang. Karna aku tidak mungkin melupakan wajah abiku. Abiiiii……… Abiiiiiiiiiiii…..

**
Aku tersentak bangun. Astaghfirulloh… ternyata aku ketiduran. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul tiga dinihari.
Tunggu…. Aku ingat sesuatu. Ya, tadi aku bermimpi. Aku hampir melupakan barusan aku bermimpi apa, tapi ada satu hal yang membuatku langsung bisa mengingat mimpiku. Senyum abi. Ya, senyum abi itulah yang mengingatkanku akan mimpiku.
Ya Allah… pertemukan aku dengan abiku lagi.

Kuambil wudhu, dan terhanyut aku dalam sujudku.

**
Aku kaget, fajar aku bangun dalam keadaan mukena dipenuhi bercak darah.
Astaghfirullohal adzhim…
Aku putuskan, hari ini aku harus periksa kesehatan.

**
Bergetar aku memegang sepucuk kertas yang diberikan oleh dokter itu kepadaku lepas aku menunggu beberapa lamanya di ruang tunggu. ‘Surat keterangan dokter’, sekilas aku baca tulisan bagian atas kertas itu. Aku pun bergegas pulang, walaupun dokter itu menahanku untuk berbicara lebih lanjut, tapi aku bilang ke dokter itu bahwa nanti aku akan datang lagi. Aku lebih tenang untuk melihat hasil pemeriksaannya sendiri di kamar kos.

Kubuka perlahan kertas itu, dengan menyiapkan segenap kekuatan jiwa dan kepasrahan pada Sang Pemilik Jiwa ini.
Astaghfirulloh….
‘pembekuan darah di kepala dan otak’
Satu kalimat bercetak tebal itu yang sangat menggetarkan tubuhku. Ya Allah… sabarkanlah diri ini. Kuatkanlah diri ini. Ikhlaskanlah diri ini.

***
Segera kucari info sebanyak-banyaknya tentang ini. Dari beberapa sumber yang kudapat, bahwa salah satu efek dari sakit ini adalah, memori-memori terkini yang tersimpan di dalam otak bisa terganggu bahkan kita bisa kehilangan memori itu.
Benarkah bisa begitu? Apakah ini termasuk hikmah dariMu ya Allah? Dengan begitu aku bisa melupakan semua kejadian itu. Semua pembatalan sepihak itu. Semua pengkhianatan itu. Semua pengingkaran itu. Semua kesakitan itu. Semuanya… Ya, semuanya. Patutlah aku bersenang hati dengan sakit ini, karna artinya aku akan berhenti menangis, karna aku tidak akan ingat apa-apa lagi. Sama sekali tidak ada memori yang menyakitkan.

***
Ya Allah… apakah aku akan segera bertemu dengan abiku?



*****
teruntuk pemberi pelajaran :
Tiada satu pun insan yang meminta untuk dilahirkan dari keluarga yang bagaimana dan kehidupan yang seperti apa. Tidak pernah berhak meminta memiliki umi dan abi yang seperti apa. Hanya menjalani semua yang telah Allah gariskan untuk kehidupan diri ini. Pun diriku. Aku tidak berhak memilih. Berpunya ataukah tidak, bukan diri ini yang menentukan. Tentang keimanan, bisakah seorang anak manusia menghakimi keimanan manusia lainnya? Sedangkan manusia itu hanya diciptakan, bukan menciptakan. Bukankah Allah Sang Maha Pencipta lah yang berhak atas segala sesuatu? Dan Allah lah yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.
Bisakah memahami dan menerima semua ini?
(ternyata, tidak bisa! Jawabmu)

Bismillahi tawakkaltu ‘alallah…
La hawla wala quwwata illah billah…

*****
* Abiiiiiiiiiii….. tentu kau akan menungguku bukan? Menungguku untuk mengajariku bagaimana cara bersepeda lagi…

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Selasa, 27 Juli 2010

Titip rindu buat ayah…

Bismillah…

“Ayah, kenapa sih kok orang itu dari tadi marah-marah terus sama anaknya?”, tanya seorang bocah perempuan kepada ayahnya sambil menunjuk ke arah televisi. Sambil tersenyum sang ayah menjawab, “Orang itu sebenarnya tidak sedang memarahi anaknya, tapi sedang mencoba menyadarkan anaknya karna anaknya sudah berbuat kesalahan, yaitu tidak mendengarkan nasehat orang tua. Adek ga boleh gitu ya. Adek harus dengerin nasehat orang tua. Biar jadi anak yang sholehah dan kelak akan menjadi penghuni surga”.

Demikianlah sedikit petikan percakapan singkat antara seorang gadis kecil dengan ayahnya. Kenapa kali ini saya menyisipkan percakapan tersebut? Karna percakapan ini mengingatkan saya pada kehidupan saya yang dulu. Ketika saya masih kecil, saya pun pernah berada dalam posisi anak itu. Ketika ada hal yang tidak saya mengerti, saya selalu bertanya pada ayah. Bahkan hingga dewasa pun, saya masih sangat dekat dan akrab dengan ayah. Selalu berbagi cerita apa saja. Tertawa penuh canda bersama.

Ayah… bagaimana kabarmu? Apakah kau baik-baik saja? Sudah lama sekali kau tak berada di dekatku. Sudah lama sekali kau tak membagi ceritamu denganku. Sudah lama sekali pula kita tidak bepergian bersama ke pantai. Makan rajungan rebus. Melihat orang memancing. Minum air kelapa muda di tepi laut. Duduk-duduk  di jembatan menjelang matahari terbenam. Main ular tangga. Nonton film dan acara favorit bersama. Mengomentari setiap ada seseorang yang lewat di depan rumah dengan dandanan yang aneh, lalu kita pun tertawa bersama.

Ayah… apa yang sedang kau lakukan sekarang? Aku ingin sekali melihat senyummu lagi saat ini. Aku masih ingat ketika dulu aku mulai berbuat jahil menyembunyikan kacamatamu, maka kau akan mengejarku dan mencubitku, lalu memelukku dengan penuh kasih sayang. Ketika aku pertama kali bisa naik motor, kau pun tersenyum bangga. Pengajaranmu tidak sia-sia.

Ayah… Apakah kau masih ingat ketika aku menangis tertahan karna tidak jadi magang ke Malaysia karna ayah tidak punya uang untuk bekalku? Aku masih ingat waktu itu ayah pun sedih. Bahkan ada seberkas beningnya airmata yang tertahan di sudut matamu.

Ayah… apakah kau sedang tersenyum sekarang? Apakah kau tau sekarang aku sedang menulis tentangmu? Hari ini tepat sudah tiga tahun kita berpisah. Aku sangat merindukanmu ayah. Sangat amat merindukanmu. Aku ingin memelukmu saat ini. Mengapa kau begitu cepat meninggalkanku?

Aku takut ayah… Semakin hari, jelas wajahmu semakin memudar di ingatanku. Lukisan senyum di bibirmu semakin sulit untuk ku ingat karna telah lama sekali aku tak pernah melihatnya lagi. Sorot mata penuh kasih sayangmu semakin sulit kudalami. Aku takut suatu saat aku akan benar-benar tidak ingat lagi garis-garis wajahmu. Aku takut sang waktu akan merenggut dan menghapus detail tentangmu di benakku.

Ayah… masih sangat jelas di ingatanku dialog terakhir kita. Ketika itu kau sudah mengalami sakit yang sangat parah. Sehari sebelum kau berpulang. Kala itu kau meminta untuk tidur di kamarku agar aku bisa lebih dekat denganmu dan bisa total merawatmu yang sedang sakit parah. Tapi waktu itu, tiada sedikitpun terintas di benakku bahwa itu adalah saat-saat terakhirku bersamamu.

Kala itu kau minta aku untuk menolongmu bangkit dari posisi tidurmu, dan menolongmu untuk duduk di kursi sandar merah di samping ranjangku. Aku masih ingat jelas wajahmu kala itu. Masih saja senyum itu menghiasi wajahmu. Padahal kau tengah sakit parah. Aku malah menangis tersedu-sedu melihat keadaanmu waktu itu. Aku menangis melihat kau yang telah kepayahan untuk bergerak. Aku serasa bisa merasakan sakit yang sedang kau rasakan.

Masih sambil tersenyum, kau bertanya padaku, “uli kenapa nangis?”. Dan pertanyaanmu itu membuat jiwaku semakin menangis. Aku tak kuasa menjawabnya. Aku malah semakin menangis. Tak kuat rasanya menahan sesak di dada. Lalu kau kembali bertanya, “apa yang bisa bikin uli bahagia sekarang?”. Kali ini pun kau masih tetap tersenyum. Sambil terbata-bata menahan isak tangis, aku menjawab “Ayah harus sembuh. Hanya itu yang bisa bikin uli bahagia”. Dan kau hanya tersenyum mendengar jawabanku kala itu. Padahal aku menginginkan waktu itu kau bilang padaku, “Ya, ayah pasti akan sembuh sayang”. Tapi kata-kata itu tak pernah keluar dari mulutmu. Apa mungkin kau sudah tau bahwa kau memang tak akan pernah sembuh karna beberapa saat lagi kau akan dipanggil oleh Sang Pemilik Jiwa?

Kesedihanku kala itu sangat amat tak terhingga. Ketika nafas terakhirmu berhembus pun, kau meneteskan airmata di sudut matamu. Tangisku meledak. Aku sangat sakit dan terpukul atas kepergianmu. Aku benar-benar kehilangan. Aku benar-benar tidak siap. Aku tau, aku tidak boleh menangisi kepergianmu, tapi mana mungkin? Mana mungkin aku tidak menangis ditinggalkan orang yang paling dekat denganku?

Ayah… kuingin kau slalu ada di dekatku. Menjadi sahabat sejatiku. Aku sangat merindukanmu ayah,,, dengarkanlah suara hatiku ini. Muncullah di dalam mimpiku dengan senyuman dan pelukan kasih sayangmu. Karna kasih sayangmu selalu mengiringi tiap langkah hidupku hingga ku dewasa.

Ya Allah… sampaikan salam rinduku buat ayah. Jagalah ia di sisimu. Terangi pembaringan terakhirnya. Mudahkanlah hisabnya. Pertemukanlah aku kelak dengannya. Dan kumpulkanlah kami semua kelak di dalam surga firdausmu.

Ayah… aku akan selalu dan selalu merindukanmu…

Titip rindu buat ayah….

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Kamis, 22 Juli 2010

Senyumnya itu…. Manis sekali….

Senyumnya itu…. Manis sekali….
Hari ini dy banyak sekali tersenyum kepadaku
Senyum mengembang yang tulus
Senyum yang membuatku semakin mengaguminya
Senyum yang selalu menghiasi wajah teduhnya

Aku tau itu…
Dibalik senyumnya ada duka yang sangat mendalam
Ada kepedihan yang sangat mencekam
Ada tekanan yang sangat meresahkan
Ada beban berat yang begitu melelahkan

Namun,,,
Ia tetap tersenyum kepadaku
Menutupi semua beban di pundaknya dengan senyuman itu
Menyamarkan gurat pedih di wajahnya dengan senyuman itu
Mencegahku untuk ikut bersedih dengan senyuman itu

Tapi senyumnya tak kan mampu menyamarkan semua itu dariku
Meski hingga kepayahan dy menyembunyikan semua itu dariku
Meski sejuta sikap tegar selalu kau tampakkan di hadapanku

Karna kilatan cahaya di sorot matanya tak pernah bisa berbohong
Semua terlihat dan terpampang jelas disitu
Ketika aku melihatnya, seakan mata itu bercerita semuanya
Semua segala beban fikir yang tengah kau hadapi

Wahai makhluk Allah yang mulia…
Bagilah dukamu… jangan hanya sukamu…
Bagilah bebanmu… jangan hanya bahagiamu…
Janganlah kepedihan itu kau ambil sendiri,
Sedang suka selalu kau bagi

*****
Namun begitu,,,
Senyum itu selalu indah menghiasi duniaku

Teruslah tersenyum...
Karna hanya senyummu yang aku mampu

o iya, indri dapat award lagi dari ummiega, ni dia awardnya. taraaaaaaaa…….

cantik yah ^___^

buat temen-temen yang berkunjung, silahkan awardnya diambil dan dipajang di blog masing-masing (bila berkenan). smoga makin semangat yah ngeblognya *_*











Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Rabu, 21 Juli 2010

Award oh award...

Bismillah…

Yang namanya rejeki emang ga kemana. Ibarat kata peribahasa, malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Alhamdulillah kali ini BASS (blog amat sangat sederhana) ini dapat penghargaan lagi dari sobat sesama blogger. Ga tanggung-tanggung, dapat sekaligus dua award lho. Mkasih ya sobat^^

Award pertama didapat dari sobat blogger sivi, ni dia awardnya…. jeng… jeng… jenggggggggg……

Aturan Mainnya :
Bagi sobat yang menerima award ini diharuskan untuk membagikan kembali award ini kepada lima orang temannya. Selanjutnya, sobat penerima award harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel masing-masing:
  1. BOOK ONLINE
  2. Kotak Kecil Sang Pemimpi
  3. Sang Khalifah  
  4. Sivi's World
  5. Yuliani Indri Lestari
Caranya,,,
- hapus Link nomor 1 dari daftar
- semua Link dinaikkan 1 LeveL ( Link nomor 2 jadi nomor 1,, yang nomor 3 jadi nomor 2,yang nomor 4 jadi nomor 3,, yang ke-5 naik jadi ke-4,, dan yang paLing bawah kosong)
- isi tempat nomor 5 dengan Link kamu (penerima award ini) di jalankan okey..!!
Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah:

posisi 5, jumLah backLink = 5
posisi 4, jumLah backLink = 25
posisi 3, jumLah backLink = 125
posisi 2, jumLah backLink = 625
posisi 1, jumLah backLink = 3.125

Award yang kedua didapat dari sobat blogger sesama urang banua (maksudnya sama-sama dari kalsel), yaitu sobat Helman. taraaaaaaaa………

trus, tagnya gini :
  1. Berapa blog yang kamu punya dan berapa umurnya? saya punya dua blog, ini sama satunya lagi blog puisi. umur tepatnya saya lupa >_< tapi insya Allah sekitar + 2 tahun lah.
  2. Sejak kapan kamu mengenal dunia blog? ya sejak + 2 tahunan yang lalu itu, pas dah kenalan ma om blogger, langsung minta ijin bikin blog deh :D
  3. Apa kelebihan dan kekurangan blog kamu? wah, kalo bicara soal kelebihan mah saya beneran ga tau, kayaknya ga ada kelebihannya deh. kalo kurangnya banyak. yang saya tau hanya, mencoba berbagi hal-hal yang insya Allah bermanfaat. amin.
  4. Berikan award ini plus tagnya ke 5 sobat blogger lainnya ya ^_^

nah selanjutnya kedua award di atas+aturan mainnya+tagnya akan saya berikan kepada :





semoga sobat sekalian berkenan menerima award ini berikut aturan dan tagnya dengan hati ikhlas ya.

salam persahabatan dan silahturohim buat semuanya ^____^

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Selasa, 20 Juli 2010

Indahnya Kasih…

Bismillah…

Dah lumayan lama nih ga posting lagi. Soalnya lagi banyak-banyaknya kerjaan di kantor. Sebenernya dah sempet nulis beberapa artikel, tapi mo postingnya itu lho yang ga sempet-sempet. Hehe…

Kemaren tu udah sempet mau posting. Preparenya udah kelar. Pokoknya posisi udah siap posting. Sambil tersenyum, nge-klik browser deh. Semangat banget deh pokoknya mau posting plus blogging pagi-pagi itu. So excited. Dah kangen juga lama ga nengokin temen-temen blogger semua.

E tapi ternyata, baru aja sign in ke blog, tiba-tiba… bleepppp,,,, mati lampu sodara-sodara. Ihhhh nyebelin banget. Speedy spontan mati. Listrik dengan suksesnya mematahkan semangat dan memutuskan harapan saya pagi itu *weizzz bahasanya*. Haduhhh…. Lemes banget rasanya abis itu. Ga ada semangat lagi. Yang ada cuman sebel. Sebelllll….. Dalam hati, walaupun tiba-tiba listrik nyala lagi, tapi beneran dah ga semangat mau online. Feelnya dah ilang kebawa mati lampu. Hikzzz…. T_T

Alhasil, baru sekarang posting lagi. feelnya udah lumayan dapet lagi. xixixi…

*****
Subhanallah… Hujan lebat banget mengguyur kotaku dari jam setengah empat dinihari tadi. Bener-bener lebat, apalagi atap rumah tempat saya tinggal dari seng, alhasil berisik banget udah kayak ada kerusuhan aja. Hehe.. Suatu rahmat besar dari Allah. Tapi smoga aja ujannya cepet reda, kalo ga bakalan ribet juga nih mau ke kantor.

Kemaren iseng nge-smsin anak murid tahun ajaran lalu. Dah lama ga ketemu, kangen juga ma anak-anak. Sebut saja namanya ghina. Tahun ini dia kelas 8. Anaknya polos banget. Sepolos kertas putih. Pendiam. Wajahnya innocent. Dia panggil saya dengan sebutan ibu, ibu guru. Begitu pula kebanyakan anak lainnya. Lucu yah, padahal saya bukan ibu guru. Mana ada sih ibu guru pendidikannya pas-pasan gini. Jadi malu sendiri. Xixixi…

Saya tanya kabarnya gimana, gimana rasanya menempati kelas baru, duduknya di depan atau di belakang, gimana teman-teman barunya, dll. Dia antusias banget ngejawab semua tanya saya. Dan yang bikin saya kaget itu, dia bilang dia pengen banget ketemu sama saya. Dia kangen banget sama saya. Dia menangis ketika membaca sms dari saya. Menangis ga brenti-brenti. Dia kangen suasana ketika saya mengajari dia pelajaran-pelajaran di sekolah yang dia ga bisa. Ketika saya mengajarinya menggunakan wireless laptopnya dan mendownload buku sekolah elektronik untuk dia dan adiknya.

Semua perasaannya dia tumpahkan ke dalam sms itu. Saya bener-bener kaget. Karna anak ini biasanya pendiam. Dia bilang, dia ga bisa brenti nangis. Dia terlalu kangen sama saya. Dia seneng banget nerima sms dari saya. Padahal, isi sms saya itu hanya berupa nasehat, motivasi, dan perhatian. Saya ga nyangka efeknya akan sebesar itu. Saya trenyuh banget. Akhirnya saya telpon dia. Di telpon pun dia masih menangis.

Akhirnya saya mengerti. Perasaan manusia itu sangat peka sekali. Ketika kita mencurahkan perhatian dengan tulus, maka perasaan itu akan tersentuh. Dan akan melekat erat dan kuat di dalamnya. Tak mudah dilupakan.

Begitu besar kasih sayang yang diberikan oleh anak itu kepada saya, yang sama sekali tak saya sangka. Indahnya kasih itu. Inilah sesungguhnya salah satu kasih sayang yang sejati. Yang murni tak bernoda dan jauh dari maksiat.

Sedikit hikmah yang bisa diambil dan bisa kita semua praktekan, lakukanlah segala sesuatu pekerjaan atau amal perbuatan apapun dengan sepenuh hati. Sekali lagi, dengan sepenuh hati. Karna, hanya yang dilakukan sepenuh hati lah yang akan sampai dan menyentuh hati orang lain. Dan rasakanlah kedamaian di dalam hati kita masing-masing, ketika kita telah melakukan semuanya dengan sepenuh hati. Akan ada tetesan embun yang menyejukan jiwa, ketika kita melihat orang lain tersenyum dan bahagia mendapat perhatian sepenuh hati dari kita.

Jauh diluar itu semua, yang paling pertama mendapatkan kebahagiaan adalah diri kita sendiri. Kebahagiaan itu akan meliputi seluruh hati kita. Membuat hari-hari kita selalu terasa indah. Membuat senyuman selalu menghiasi wajah kita. Itulah keajaiban hati. Kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

Sungguh, sulit sekali untuk menggambarkan kebahagiaan yang sedang saya rasakan sekarang. Perasaan puas dan bahagia karna telah berusaha melakukan semuanya dengan sepenuh hati. Tak peduli apakah pemberian sepenuh hati kita tadi akan diterima secara maksimal ataukah tidak oleh orang lain, yang penting kita sudah berusaha memberikan yang terbaik apa yang bisa kita lakukan.

Saya berdoa, semoga teman-teman semua juga merasakan kebahagiaan seperti apa yang saya rasakan, bahkan lebih dari itu semua.

Smangattttt……!!! ^_^

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Selasa, 13 Juli 2010

Sedikit sharing…

Bismillah…

Malam Senin kemaren ada yang nonton acara Mario Teguh Golden Ways ga? Kalo masih ada yang belum nonton, ni saya mau sharing sedikit tentang apa yang bisa saya “tangkap” dari kata-kata super beliau pada episode kali ini.

Tema yang diangkat kemaren adalah “Berdamai dengan Masa Lalu”. Ketika seseorang mengingat masa lalu, pasti selalu menggunakan emosi dan perasaan. Selalu hanyut terbawa perasaan. Lalu bagaimana bila yang diingat di masa lalu itu adalah hal yang sedih? Tak mustahil seseorang akan sangat bersedih dan menangis.

Lalu bagaimana menyikapi masa lalu yang “kurang baik”? Ingatlah pengalamannya agar tidak terjatuh pada lubang yang sama untuk kesekian kalinya. Agar bisa lebih mawas diri lagi. Agar bisa menjadi lebih baik lagi. Dan jangan pernah mengingat bagian yang sakitnya.

Antara ingatan dan pengertian. Kebanyakan manusia menggunakan ingatannya untuk mempresentasikan suatu keadaan atau hal atau bahkan seseorang. Ketika seseorag melakukan kesalahan, maka akan timbul persepsi negatif terhadap orang tersebut. Walaupun mungkin kesalahnnya sepele, tapi akan selalu teringat sepanjang masa. Walaupun mungkin kedepannya orang tersebut tidak pernah mengulangi kesalahannya lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Persepsi negatif telah terbentuk. Dikarenakan apa? Ya itu tadi, kebanyakan manusia menggunakan ingatannya untuk mempresentasikan sesuatu hal.

Berbeda halnya dengan ketika kita lebih menggunakan pengertian. Akan lebih bisa untuk menerima suatu keadaan. Bagaimanapun keadaannya, kita akan lebih bisa untuk mengerti. Dan citraan negatif pun akan sulit singgah di benak kita. Bila begitu, seluruh aspek kehidupan kita pun akan semakin menjadi positif karna cara berpikir kita yang positif.

“Jadilah yang terbaik hari ini untuk menjadi masa lalu yang indah bagi kehidupan masa depan kita nanti”

“Minimalisir dan kalo bisa hilagkan kata ‘tapi’ dan perbanyaklah berterimakasih”

Ada satu keadaan seseorang, dimana tidak akan ada yang bisa menolongnya untuk keluar dari keadaan tersebut, walaupun ia meminta pertolongan. Yaitu, ketika seseorang melakukan suatu kesalahan, tapi dia yakin yang dilakukannya itu adalah benar. Dan yang dijadikannya sebagai tolok ukur keyakinannya bahwa ia memang benar adalah dirinya sendiri, bukan bersumber dari aturan agama atau Tuhan.

Keadaan seperti tersebut di ataslah yang mana tiada satu orang pun yang bisa menolongnya. Karna walau bagaimanapun orang lain ingin menolong, dia tetap berpegang teguh pada keyakinannya dan merasa sudah benar. Padahal salah.

“…Lakum diinukum waliyadiin”

Inilah sedikit share dari saya. Mencoba berbagi dengan memakai bahasa sendiri. Semoga bisa membawa manfaat bagi semua. Amin^^

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Sabtu, 10 Juli 2010

Umur nambah, moga kefaqihan juga nambah^^


Bismillah…

tanpa banyak kata…
tanpa banyak bicara…
tanpa banyak suara…
tanpa banyak cerita…

tanpa terasa, waktu kian berlari cepat
bagai kereta listrik melaju menuju penghentian terakhir

brasa dah makin tua aja nih
apa aja yang dah berlaku selama dua satu tahun ini?
banyak, terlebih yang sia-sia (dulu pas masih jahiliyah T_T)

tabungan amal sholeh buat kehidupan kelak masih dikit, malah mungkin belum ada
moga sedikit waktu yang tersisa ini bisa buat ngejar “setoran amal”
sebagai bekal perjalanan menuju jannah
sebelum “kereta kehidupan” sampai dan wajib berhenti pada “stasiun terakhir”

,,,Ya Allah,,,
barokahilah usia yang kian menjulang ini
seiringkanlah dengan bertambahnya kefaqihan dalam dienMu
tetapkanlah dalam hidayah dan keimanan hingga tutup usia

Allahuma faqqihna fiddin… Allahuma alimna ta’wilal kitab… Allahuma atinal hikmah…
Allahuma inni nas’aluka ridhoka wal jannah… wa na’udzubika min sakhotika wannar…
Allahuma inni na’udzubika minan nifaq wa su’il akhlak wa dhoiqil arzaq…

dan tentunya tak lupa meminta,
karuniakanlah j*do* yang barokah dan mulia serta memuliakan

amin^^

n/b :
‘special thanks to mr.uniq. really, its a little surprised that so sweet.
‘kebetulan banget ya hari ni bertepatan sama peringatan isra’ mi’raj. libur kerja deh. asik ^_^
tapi, ko’ malah pengennya hari ini masuk kerja aja ya? aneh…

*****
mo ngumpet dulu ah, karna bakal banyak yang minta ditraktir, tanggal tua pula hikzzz,,, T_T

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..