Rabu, 30 Juni 2010

Tentang hati….


Hati itu bisa menjadi sangat keras. Ketika kearoganan telah merajainya.


Hati itu bisa menjadi sangat hitam dan pekat. Ketika kemaksiatan telah menutupinya.


Hati itu bisa menjadi sangat lemah. Ketika kemalasan telah membelenggunya.


Hati itu bisa menjadi sangat rapuh. Ketika kesedihan telah memenuhi setiap sudut ruangnya.


Hati itu bisa menjadi sangat hancur. Ketika yang terjadi tidak sesuai yang diinginkannya.


Lalu… ia akan semakin menjadi terpuruk dan binasa…


******


“Allahumma inni a’udzubika minnal hammi wal hazan. wa a’udzubika minal ajzi wal kasal”


Ya Allah… Aku berlindung padaMu dari kebinasaan hati. Kini dan nanti. Keluarkanlah ianya dari benak dan hatiku. Gantikanlah kesemuanya dengan indahnya mencintai-Mu. Amiiinnn…

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Senin, 21 Juni 2010

Tholabul 'ilmi


Bismillah…

Kali ini saya mau sedikit berbagi ilmu yang udah saya dapatkan dari kegiatan pengajian umum bulanan edisi bulan kemaren. Karena cukup lumayan panjang, jadi baru sekarang sempet ngelarin nulisnya dan baru bisa diposting. Karena butuh waktu juga buat ngingat-ngingat semua hal yang disampaikan pembicara waktu itu, biar ga ada yang ketinggalan ditulis di sini.


Langsung aja ya sob^^


Acara pertama bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Imam yang dilanjutkan makna plus keterangan dari tiap-tiap ayat. Kali ini yang dibahas adalah surat Al-Hujurãt ayat 11 – 18. Ayat ini menerangkan tentang larangan menghina/memperolok, larangan banyak berprasangka dan lain-lain.


Di ayat 11 dijelaskan, suatu kaum dilarang memperolok/menghina kaum yang lain, karena bisa saja ternyata kaum yang diperolok/dihina tadi sesungguhnya lebih baik daripada kaum yang memperolok/menghina. Begitu juga larangan bagi wanita untuk menghina wanita yang lain karena boleh jadi wanita yang dihina itu lebih baik daripada wanita yang menghina. Dan janganlah mencela sesama mukmin (orang yang beriman). Di ayat ini dikiaskan bahwa mukmin itu hakikatnya adalah seperti badan yang satu. Bila salah satu anggota badan mengalami sakit maka secara otomatis anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit itu. Begitu juga seharusnya sebagai sesama mukmin, bila salah seorang mukmin mengalami kesusahan, sudah sewajarnya mukmin yang lain ikut merasakan kesusahan itu dan bersama-sama mencari jalan keluar dari kesusahan yang sedang dialami. Selanjutnya juga dijelaskan perihal larangan memanggil seseorang dengan gelaran-gelaran yang buruk. Misalnya dengan sebutan “si jelek”, “si pendek”, “si gendut”, “si kurus”, dan lain sebagainya. Yang mana orang yang kita panggil sebenarnya sangat tidak ridho dengan sebutan-sebutan kita tadi. Dihatinya menyimpan rasa kesal dan sakit hati. Pokoknya dia sangat tidak ridho. Maka berdosalah kita karena telah menyakitinya. Padahal kita adalah sesama mukmin yang merupakan saudara. Seperti disebutkan diatas, mukmin itu layaknya badan yang satu.


Layakkah kita menyakiti saudara kita sendiri apapun alasannya? Apakah kita tidak merasa sakit bila saudara kita sakit padahal hakikatnya mukmin itu adalah badan yang satu?


Na’udzubillahi min dzalik… Aku berlindung padaMu dari yang demikian itu ya Allah…


Di ayat 12 dijelaskan, orang-orang yang beriman diperintah oleh Allah agar menjauhi kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah pula sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain. Karena sesungguhnya, seseorang yang menggunjing saudaranya, sama halnya dengan memakan daging saudaranya itu yang sudah mati (bangkai). Tentulah ia akan merasa sangat jijik. Maka dari itu, jangan pernah menggunjing orang lain bila tidak ingin kelak di akhirat disuguhi dan dipaksa memakan makanan dari bangkai saudaranya sendiri.


Ayat 13 menjelaskan tentang bahwasanya Allah menciptakan manusia dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan daripadanya suku-suku dan bangsa-bangsa yang banyak, tujuannya adalah agar kita saling mengenal satu sama lain.


Ayat 14 – 18 menjelaskan tentang bab keimanan. Ada seorang Arab Badui berkata kepada rasul, “Kami telah beriman”. Dan Allah menyuruh rasul agar berkata kepada badui itu, “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah berserah (islam)’…..”. Pelajaran yang bisa kita petik adalah, seseorang belum bisa dikatakan telah beriman sehingga ia menyatakan keIslamannya terlebih dahulu. Karena iman itu letaknya di dalam hati. Tidak cukup hanya dilafalkan. Tapi harus dibarengi dengan perbuatan yang sesuai dengan syari’at keimanan. Maka seiringlah antara hati, lisan dan perbuatannya. Inilah mukmin (orang iman) sejati.


Acara kedua dilanjutkan dengan syi’ar-syi’ar agama yang disampaikan oleh Bpk. Subandi. Kemudian dilanjutkan oleh Bpk. Mutasan yang menyampaikan nasehat-nasehat agama. Subhanallah… nasehatnya sangat memenuhi relung jiwa. Ajakan-ajakan dalam berbuat kebajikan, menertibkan ibadah wajib maupun sunah, meningkatkan pembelaan fi sabilillah, memperdalam ilmu agama, meningkatkan kefahaman agama, menjauhi segala yang munkar, dan masih banyak lagi.


Acara selanjutnya yang merupakan acara terakhir adalah, pembacaan hadist berikut makna dan keterangannya oleh Ustadz Assadin. Kali ini yang dibahas adalah dalil-dalil bab wanita.

1. Innal muslimiina wal muslimaati wal mu’miniina wal m’minaati wal qonitiina wal qonitaati wassodiqiina wassodiqooti wassobiriina wassobirooti wal khosyi’iina wal khosyi’aati wal mutasoddiqiina wal mutasoddiqooti wasso’imiina wassoo’imaati wal hafidzhiina furuujahum wal hafidzhooti wazzakiriinallaha katsiron wazzakirooti a’addallahu lahum magfirotan wa ajron adzhiima. (Al Ahzab 35)

Keterangannya :

Sesungguhnya orang islam laki-laki, dan orang islam perempuan, dan mukmin laki-laki, dan mukmin perempuan, dan laki-laki yang patuh, dan perempuan yang patuh, dan laki-laki yang benar, dan perempuan yang benar, dan laki-laki yang sabar, dan perempuan yang sabar, dan laki-laki yang khusyuk, dan prempuan yang khusyuk, dan laki-laki yang sodaqoh (sedekah), dan perempuan yang sodaqoh (sedekah), dan laki-laki yang puasa, dan perempuan yang puasa, dan laki-laki yang menjaga farji/kemaluannya (dari perbuatan maksiat/zina), dan perempuan yang menjaga farji/kemaluannya (dari perbuatan maksiat/zina), dan laki-laki yang banyak mengingat Allah (dzikir), dan perempuan yang banyak mengingat Allah (dzikir), Allah telah mempersiapkan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.


2. Wal mu’minuuna wal mu’minaatu ba’duhum awliyaa’u ba’din ya’muruuna bilma’rufi wa yanhawna anil munkari wa yuqiimumuunassholaata wa yu’tunazzakaata wa yutii’uunallah wa rosuulahuu ula’ika sayarhamuhumullahu. Innallaha aziizun hakiim. wa ‘adallahul mu’miniina wal mu’minaati jannaatin tajri min tahtihal anhaaru kholidiina fiihaa wa masaakina toyyibatan fii jannaa ti adn, wa ridwaanun minallahi akbaru dzaalika huwal fauzul adzhim. (At Tawbah 71-72)

Keterangannya :

Dan mukmin laki-laki, dan mukmin perempuan, sebagian mereka adalah kekasih sebagian yang lain. Dan perintah mereka dengan kebaikan, dan mencegah mereka dari kemunkaran, dan menetapi mereka pada sholat, dan mendatangkan (mengeluarkan) mereka pada zakat, dan to’at mereka kepada Allah dan utusanNya. Demikian itu mereka, maka Allah akan menyayangi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Menghukumi. Dan Allah telah menyediakan bagi mukmin laki-laki dan perempuan itu surga, yang mengalir (dari bawahnya surga) beberapa sungai, dan beberapa tempat yang bagus di dalam Surga ‘And. Dan keridhoan Allah itu adalah lebih besar dan merupakan keuntungan yang besar.


3. Wa dhoroballahu matsalan lilladzi na’amanumro’ata fir’awna idz qolat rabbi bni lii ‘indaka baita fil jannati wa najjinii min fir’auwna wa ‘amalihi wa najjinii minal qoumidzholimiin. (At Tahrim 11)

Keterangannya :

Dan Allah telah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman yaitu istrinya fir’aun. Ketika itu dia berkata, “Wahai Tuhanku, membangunkanlah Engkau untukku dari sisi Engkau pada sebuah rumah di dalam surga. Dan menyelamatkanlah Engkau padaku dari fir’aun dan perbuatannya. Dan menyelamatkanlah Engkau padaku dari kaum yang menganiaya (dhzolim).


4. An mu’ad ibni jabal qola, qola rosulallahi sollallahu alaihi wasallam, laa tu’zii imro’atun zawjaha illa qolat zawjatuhu minal huuril ‘iini laa tu’ziihi qo talakillahu fa innama huwa ‘indaka dakhiilun aw syaka an yufa riqoki ilaina. (Riwayat Ibni Majid fi Kitabu Nikah)

Keterangannya :

Dari mu’ad bin jaba, berkata mu’ad, telah bersabda rosullallahu sollallahi alaihi wasallam, janganlah wanita (istri) menyakiti pada suaminya kecuali akan berkata para bidadari bermata jeli pada istri tersebut, “Janganlah kamu (istri) menyakiti pada suamimu, semoga Allah melaknati padamu (istri). Maka sesungguhnya suamimu hanya sebentar berada di sisimu dan bahwasanya hampir saja suamimu akan memisah padamu dan akan berpaling pada kami (bidadari)”.


5. An ummi salamah qolat, qola rosulallahi sollallahu alaihi wasallam, ayyuma imroatin maatat wa zawjuha anhu roodhin dakholatil jannah. (Riwayat Tirmidzi)

Keterangannya :

Dari ummi salamah, berkata ummi salamah, telah bersabda rosulallahi sollallahu alaihi wasallam, “Dimana wanita (istri) yang mati sedangkan suaminya ridho maka masuklah istri tersebut ke dalam surga.”


6. An Abi Hurairoh an nabiyyi sollallahu alaihi wasallam qola, law kuntu aamiron ahadan an yasjuda li’ahadin la’amartul mari’ata an tasjuda li zawjiha. (Riwayat Tirmidzi)

Keterangannya :

Dari abi hurairoh, dari nabi saw, bersabda nabi, “Seandainya ada aku (nabi) memerintah pada seseorang agar sujud seseorang pada seseorang yang lain, niscaya aku akan perintah pada wanita (istri) agar sujud dia (istri) pada suaminya”.


7. An annas ibni malik qola… faqolannabiyyu sollallahu alaihi wasallam, la yasluhu li basyarin anyasjuda li basyarin walaw solaha li basyarin an yasjuda li basyarin la’amartul mar’ata an tasjuda lizawjiha min idhzom haqqohi ‘alaiha walladzi nafsi biyadihi law kaana min qodamihi ila mafriq ro’sihi qurhah, tanbajisu bil qoyhi wassodiidi tsummastaqbalathu falahasathu ma ‘addat haqqhu. (Riwayat Ahmad)

Keterangannya :

Dari annas bin malik, berkata annas, telah bersabda nabi saw, “tidak pantas bagi manusia sujud kepada manusia yang lain, seandainya pantas pada manusia bahwa sujud manusia kepada manusia yang lain niscaya perintah aku (nabi) pada waita (istri) agar sujud istri pada suaminya, karena besarnya hak suami atas wanita (istrinya). Demi dzat yang diriku (nabi) ditangannya dzat, seandainya ada dari telapak kaki suami hingga tengah kepala suami dipenuhi luka, dan mengalirlah nanah dari luka tersebut, dan nanah yang bercampur dengan darah, kemudian menghadap istri pada suami lalu menjilati istri pada seluruh nanah, tidak mendatangi istri pada hak suami (maksudnya hak suami masih belum terpenuhi, saking besarnya hak suami atas istri)”.


8. An abi hurairoh qola, qola rosullullahi sollallahu alaihi wasallam, idza da’arrojulu imro’atahu ila firosyihi fa’abat, fabaata ghodbaana ‘alaiha, la’anathal malaa’ikatu hatta tusbiha. (Riwayat Bukhori)

Keterangannya :

Dari abi hurairoh, berkata abi hurairoh, telah bersabda rosul saw, “Ketika memanggil suami pada istrinya pada alasnya suami, maka menolak istri (atas panggilan suami), maka bermalam suami dalam keadaan marah atas istri, maka malaikat pun melaknati pada istri hingga tiba waktu pagi.


9. An qoys ibni tholqi an abih tholqi ibni ali qola, qola rosulullahi sollallahu alaihi wasallam, idzarrojulu da’a zawjatahu lihajatihi falta’tihi wa’n kaanat alattnnuur. (Riwayat Tirmidzi)

Keterangannya :

Dari qoys ibni tholqi, dari bapaknya (tholqi ibni ali), berkata tholqi ibni ali, telah bersabda rosul saw. “Ketika seorang laki-laki (suami) memanggil pada istrinya karena keperluannya/hajat (suami), maka mendatangilah istri pada suami meskipun istri sedang di dapur”.


10. An Tsauban qola lamma nazala fil fiddhoti wazzahabi ma nazala qooluu fa’ayyal mal nattakhizu qoola umar fa’ana a’lamu lakum dzalika fa’awdho’a ala ba’iirhi fa’adrokannabiyya sollallahu alaihi wasallam wa’ana fii atsarhi fa qola ya rosulullah ayyamaal nattkhizu faqola liyattakhiz ‘ahadukum qolban syaakiroon, walisaanan dzaakiroon, wa zawjatan mu’minatan tu’iinu ‘ahadakum ‘ala amril aakhiroh. (Riwayat Ibni Majid fi Kitabu Nikah)

Keterangannya :

Dari tsauban, berkata tsauban, ketika turun dalil di dalam urusan perak dan emas (At Taubah 34), maka berkata mereka sahabat, “Mana harta yang bisa kami ambil/cari?”. Berkata umar, “akan memberitahu aku pada kalian”. Demikian itu mempercepat umar pada untanya dan menemui rosul. Umar berkata, “Wahai rosul, manakah harta yang boleh kami ambil/cari?”, rosul bersabda “Supaya mengambil kalian pada hati yang bersyukur, pada lisan yang berdzikir, dan pada istri yang beriman, yang akan menolong (istri) pada kalian di dalam perkara akhirat kalian”.


Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Alhamdulillahi jazakumullahu khoiro. Tuntas sudah bahasan mengenai pengajian umum kali ini. Rasanya tidak menyesal saya meninggalkan workshop FLP demi mengikuti pengajian yang penuh barokah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan manfaat dan barokah atas semua nasehat-nasehat emas yang saya dapat hari ini. Amin. Semangaaaaaattttttt……..^.^


Semoga dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah bagi kita semua.

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Jumat, 18 Juni 2010

Tahaddu Tahabbu

Bismillah…

Kebetulan ada salah satu anak didik yang ultah kemaren. Untung ga lupa masang alarm pengingatnya di handphone. So, pagi-pagi udah nge-sms-in si adek sekedar buat ngucapin “met milaad” plus seuntai do’a dan harapan semoga menjadi anak yang berakhlak mulia, dan membanggakan keluarga, bangsa serta agama.


Hari ulang tahun tentu saja menjadi hari yang istimewa bagi setiap diri. Istimewa disini bukan berarti harus merayakan dengan sangat mewah atau yang gimana-gimana. Tapi maksudnya, sesederhana apapun itu, tentu memiliki kesan tersendiri bagi yang sedang berulang tahun. Bahkan tanpa dirayakan sekalipun, hari ulang tahun tetap berkesan bagi yang sedang berulang tahun. Karna dengan bertambahnya usia, banyak hal yang telah dilewati, banyak pula pelajaran-pelajaran yang bisa diambil. Renungan diri, mengevaluasi kembali tahun-tahun yang telah lalu, guna perbaikan-perbaikan pada masa yang akan datang.


Sejatinya, setiap manusia itu sangat senang diperhatikan atau mendapat perhatian. Betul??? Terlepas dia itu seorang akhwat ataupun ikhwan. Yang membedakan hanyalah kadarnya saja, senang, sangat senang, atau sangat amat senang bila mendapat perhatian dari orang lain. Yang pastinya, tidak ada yang tidak senang.


Pertanyaannya, sudahkah kita memberikan perhatian kita yang tulus kepada sekeliling kita, dari hal-hal yang kecil sekalipun? Apa kita sudah tau kapan tanggal ulang tahun seluruh anggota keluarga, tetangga sebelah rumah, adik kelas, teman pas sekolah, sahabat pena, teman sekantor, bahkan atasan kita? Atau kapan ulang tahun pernikahan ibu kost, senior di tempat kerja, atau guru kita dulu?


Mungkin masih banyak yang kita belum tau. Padahal ini adalah salah satu hal penting yang sering terlupakan. Mengapa penting? Karna ini salah satu cara untuk mempererat tali persaudaraan. Dengan kita sekedar mengucapkan “selamat…”, maka kita telah memberikan perhatian kepada orang lain. Lebih bagus lagi bila sembari memberikan hadiah kecil yang akan sangat berarti bagi yang menerimanya. Karna mungkin saja yang bersangkutan sangat tidak menduga akan mendapatkan ucapan selamat dan hadiah kecil dari kita. Bukan dinilai dari berapa harganya, tapi dilihat perhatian tulus yang telah diberikan. Itulah intinya.


Memberikan hadiah juga merupakan salah satu perekat jiwa. Jadi teringat sebuah hadist nabi saw, tahaadu tahabbu. Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai. Nah, bukankah ini sangat bagus bila digunakan sebagai media dalam kita menyampaikan rasa cinta kita kepada orang tua, sanak saudara, tetangga, guru, sahabat, dan yang lainnya. Dan cinta yang dimaksud disini adalah cinta dalam arti luas. Bukan rasa cinta seperti yang marak terjadi saat ini, antara dua sejoli yang tengah dimabuk cinta hingga memutuskan untuk berpacaran, bergandengan tangan, dan ber..ber.. yang lainnya, padahal kesemuanya belum lah lagi halal baginya.


Dewasa ini seakan-akan segala hal telah tergantikan fungsinya dengan uang. Tak terkecuali dalam hal perhatian dan kasih sayang. Maka bermunculanlah istilah-istilah “anak kurang perhatian”, “anak broken home”, dll. Kehidupan di dalam keluarga jadi tidak harmonis, tidak betah di rumah, orang tua sibuk mencari uang terus, anak pun sibuk mencari kesenangan dan perhatian di luar rumah, karna hal tersebut tidak didapatnya dari dalam rumah. Na’udzubillahi min dzalik.


Sederhananya, semua ketidakharmonisan, ketidak akraban, ketidak selarasan, dan ketidaknyamanan-ketidaknyamanan lainnya karna kurangnya kita dalam memberikan perhatian kepada sekeliling kita. Karna kesenangan dan kebahagiaan itu tak hanya didapat dari limpahan uang saja, tapi sebuah perhatian yang tulus memiliki nilai yang jauh lebih berharga dari sekedar kemilau uang dan harta.


Again n again… Mulailah dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulailah dari sekarang. *buruan didata deh tanggal ultah kluarga dan orang sekampung, trus dimasukin deh di pengingat hp…xixixi*


n/b : kalo udah ngasih perhatian yang tulus ke orang lain, tapi ga dapat balasan yang sama, janganlah bersedih. itu hal biasa. manusia itu kan sukanya dikasih, bukannya terimakasih :-). niatkan segala sesuatunya sebagai ibadah. belajar ikhlas. insya Allah jadi ladang amal sholeh yang tiada habisnya. jadilah layaknya matahari yang menyinari bumi tanpa pernah mengharapkan imbalan. hanya memberi tak harap kembali. smangatttt...^^


Mmm… Buat yang kemaren-kemaren, hari ini, besok, atau beberapa hari kedepan kebetulan ultah, saya ucapin selamat hari jadi ya. Semoga Allah memberikan barokah dan melimpahkan barokah atas usia kalian. Aminnn…^^

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..