Rabu, 03 Agustus 2011

Majelis Ilmu (2)


Bismillah…

Pertama-tama, saya mau ngucapin Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan buat teman-teman semuanya. Semoga puasa kita dan amal ibadah kita yang lainnya diterima oleh Allah SWT. Aamiin…

Mohon maaf lahir dan bathin atas segala salah khilaf yang pernah saya lakukan selama ngeblog ini. Mohon dimaafkan ya teman^^ Mohon maaf juga karena selama ramadhan ini saya jarang bisa online, jadi jarang silahturohim ke tempat teman semuanya. Afwan ya  >_<

Tulisan kali ini, saya ingin sedikit membahas tentang waktu berbuka puasa. Teman, tahukah engkau? Pada bulan ramadhan ini, Allah mengabulkan permohonan-permohonan hamba-hamba-Nya yang berpuasa, pada saat ia berbuka puasa. Jadi, waktu berbuka puasa (ifthor) itu adalah waktu yang sangat istimewa. Bukan sekedar sebagai penanda bahwa telah tiba waktunya kita boleh makan dan minum, tapi jauh lebih istimewa karena saat itulah doa-doa kita di ijabah oleh Allah, insya Allah.

Namun ironis sekali karena pada kenyataannya banyak dari kita yang melewatkan begitu saja waktu dan kesempatan emas ini, karena kita sibuk dengan ‘ritual’ balas dendam kita di meja makan. Karena sudah seharian lapar dan haus, kita bagaikan dikejar kereta api, berlomba menghabiskan menu berbuka puasa yang telah sedia. Dan, ‘waktu istimewa’ itu terlewat begitu saja. Hari demi hari. Hingga ramadhan pun usai. Betapa sayangnya? Betapa sedihnya? Betapa ruginya kita. Allah sudah kasih kesempatan, tapi kita yang menyiakan. Kita bedoa “Ya Allah kabulkanlah doaku”, tapi sejatinya kita sendiri yang menunda bahkan menutup jalan untuk terkabulnya doa itu (menunda-nunda sholat juga berarti kita menunda-nunda keterkabulan doa kita, menunda datangnya rejeki kita, namun kita tak pernah bisa menunda datangnya ajal kita). Astaghfirullohal adzhiim…

Kawan, sebetulnya perut kita itu tidak serakah. Yang serakah itu adalah hawa nafsu kita. Bagaimana bisa? Coba saja. Kita berbuka puasa ‘hanya’ dengan teh manis hangat dan 3 butir kurma, lalu kita tunaikan sholat maghrib dan sholat sunnahnya, percayalah bahwa kita tidak akan pingsan ketika sholat. Bahkan, perut kita yang telah diisi dengan kurma dan teh tadi masih bisa bertahan sampai setelah sholat taraweh.

Namun apa yang terjadi bila ketika berbuka puasa, kita habis-habisan menyantap semua menu berbuka puasa? Yang ada malah perut kita penuh sesak, kekenyangan, terasa sakit saking sesaknya, alhasil malas sholat, seperti kehabisan tenaga, pengennya rebahan aja. Weleh… Masa kalah sama nenek-nenek dan kakek-kakek yang dari sebelum adzan isya aja udah standby di masjid, seraya menunggu datangnya waktu sholat berjamaah? Jangan mau dikalahin dan diperintah oleh hawa nafsu. Kita yang harus memerintah hawa nafsu kita supaya ia tunduk kepada Allah.

Sok atuh, kita perbaiki sedikit demi sedikit kebiasaan kita yang kurang baik. Mari kita raih sebanyak-banyaknya keberkahan ramadhan ini. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi. Kalau ga sekarang, kapan lagi? Kalau ga ramadhan sekarang, ramadhan kapan lagi? Apa ada yang bisa menjamin masih bisa ketemu ramadhan tahun depan?

***
Bila subuh utuh…
pagi tumbuh,
hati teduh,
diri tak angkuh,
keluarga tak kisruh,
damai berlabuh

Bila dzuhur teratur…
diri jadi jujur,
hati tidak kufur,
selalu bersyukur,
amal ibadah tak luntur,
keluarga akur,
insya Allah jadi makmur

Bila ashar kelar…
jiwa sabar,
raga tegar,
senyum menyebar,
maka rejeki lancar

Bila maghrib tertib…
ngaji jadi wajib,
wirid jadi karib,
jauh dari aib,
syafaat tidak raib

Bila isya terjaga…
malam bercahaya,
gelap tiada terasa,
insya Allah hidup damai sejahtera


Baca selengkapnya, klik ajah disini ..