Sabtu, 30 Mei 2009

Sucikan Niat...

Dalam sebuah pengajian, saya sempat terhanyut dalam buaian perkataan sang penceramah. Entah kenapa, rasanya setiap apapun yang dikatakannya selalu bisa menyejukkan hati saya, bagaikan disirami oleh air surgawi di tengah-tengah sahara. Ya, begitulah yang saya rasakan ketika itu.

Diantara kajian-kajiannya, ada satu hal yang sangat mengena di hati saya, yaitu ketika dia membahas tentang mensucikan niatan dalam hati. Sudah sucikah niatan hati kita tiap kali kita melakukan suatu amal perbuatan? Sudahkah kita niatkan semua itu hanya karena Allah dan hanya Allah tiada yang lain?

Beliau melanjutkan kajiannya. Beliau menjelaskan fakta dan realita yang terjadi pada kehidupan manusia pada masa kini, dan bisa dibilang inilah masalah yang kelihatannya mudah, namun sulit sekali untuk mengatasinya. Masalah niatan inilah yang menjadi kendala dalam segala amal perbuatan manusia. Tersentak saya ketika beliau menanya, ”pernahkah antum sekalian merasa berat sekali untuk melakukan ibadah?, tak usah jauh-jauh, semisal sholat fardhu saja”.

Selang beberapa waktu beliau menjawab pertanyaannya itu. Beliau menerangkan, bahwa sesungguhnya bila ketika kita ingin dan akan melakukan suatu perbuatan dengan niatan hanya karna Allah, maka perbuatan itu akan dapat dengan mudah kita lakukan, misalnya sholat, akan lebih ringan kaki kita untuk melang...kah mengambil air wudhu, akan lebih tenang hati kita ketika melafalkan ayat demi ayat dalam sholat, karna yang kita inginkan adalah keridhoan Allah Ta’ala dan pahala dariNya. Namun begitu juga sebaliknya, bila kita melakukan ibadah dengan niatan terpaksa atau hanya karna alasan lainnya yang bukan karna Allah, maka ibadah tersebut akan terasa berat sekali untuk kita melakukannya. Mungkin kita akan tergesa-gesa dalam sholat dan lain sebagainya. Maka bila demikian itu, bukanlah pahala yang akan kita dapatkan, melainkan hanya kepayahan.

Tiba-tiba rasanya bergemuruh jiwa ini mendengar penjelasannya. Astaghfirullah… Terimalah amal ibadah saya selama ini Ya Allah (lirih hati saya).

Sahabatku semuanya yang dirahmati Allah… Mari kita mulai menilik kembali ke dalam sudut hati kita. Apakah niatan kita selama ini telah benar dan tepat belum. Jangan sampai kita merasa bahwa semasa hidup kita telah melakukan banyak amal sholeh, namun ternyata diakhirat kelak kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kepayahan, yang semua itu hanya dikarenakan niatan hati kita yang bukan karena Allah. Marilah kita bersama-sama menjadikan Allah sebagai niatan dalam segala amal ibadah agar kita mendapatkan kecintaanNya. Amin.


Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Jazirah Cinta


Yup, itulah judul novel islami yang baru saja selesai saya baca tadi malam. Tepat jam 12 malam saya menyelesaikan membacanya, habisnya penasaran bgt sih sama kelanjutan ceritanya (walaupun si ibu udah melototin terus nyuruh cepetan tidur, tapi tetep aja bandel ngelanjutin ngebaca terus, hehehe :D). Afwan ya ummi, lain kali ga bandel lagi deh, maafin yah T_T

Satu surprised yang saya dapat ketika membaca novel ini, tanpa disangka ternyata novel ini mengambil setting tempat yang sangat saya kenal, yaitu kota tempat sekarang saya berada, Banjarmasin. Jadi ketika saya membaca novel ini, seakan-akan saya dapat membayangkan setiap tempat dan kejadian -dalam novel ini- dengan begitu jelas. Jalan-jalannya, pemandangannya, bahkan udaranya. Hmm… terasa begitu dekat.

Novel ini menceritakan seputar kehidupan para santri di sebuah pondok pesantren di banjarmasin. Pelajaran yang dapat diambil dari novel ini adalah, bahwasanya suatu kebenaran itu akan selalu menjadi kebenaran, tak peduli seberapa rapat pun orang-orang dzalim menutupinya. Tak peduli berapa lama pun waktu yang akan berlalu, pada masanya kebenaran itu tetap akan terangkat ke permukaan dengan sendirinya. Berikut pula dengan kesabaran seorang hamba ketika menerima ujian dan cobaan yang bertubi-tubi, hingga nyaris menghancurkan seluruh kehidupannya.

Namun, sebagaimana Allah memberikan ujian kepada hambaNya, maka pasti Allah pun akan memberikan pertolongan pada orang tersebut. Ini adalah pasti dan haq! Jangan pernah berkata bahwa diri adalah seorang beriman bila belum datang ujian dan cobaan akan keimanan kita itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka akan semakin berat pula ujian yang akan diterimanya dalam hidup ini. Hal ini adalah untuk membuktikan betapa Allah sangat mencintai hambaNya ini. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu diberi petunjuk dan peringatan oleh Allah sebelum Allah menurunkan adzab yang menyakitkan. Amin…



Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Rabu, 27 Mei 2009

Pagi yang Indahhhh...


Selamat pagi dunia…! Rasanya ingin ku ucapkan berkalikali sapaan itu, saking senengnya nih (lirihku). Terimakasih ya Allah atas rejeki yang telah Engkau berikan pada hambaMu di pagi hari yang cerah ini.

Bremm… Brem… Samar ku dengar suara dentuman knalpot sepeda motor yg mulai berhenti tepat di depan kantorku. Siapa ya? (tanyaku dalam hati). Seorang lelaki setengah tua mulai bergegas ke arah pintu kantor tempat ku bekerja, ”assalamualaikum… ini ada paket untuk yuliani indri”. Deghh… Setengah kaget aku mendengar perkataan lelaki tadi. ”silahkan masuk pak, ini saya sendiri, yuliani indri”. ”silahkan tanda tangan disini mbak. (lanjutnya sambil menunjukkan tempat dimana saya harus tandatangan)”. Tak lama kemudian lelaki itu pamit undur diri. Dari siapa ya??? Tanyaku penasaran.

Dengan seksama kuamati resi pengiriman paket itu. Subhanallah, ternyata ini dikirim oleh teman baru saya di seberang pulau sana, seorang akhwat yang berhati mulia dan berwajah cantik
-bener kan neng uti =P-. Alhamdulillah. Tak hentihentinya aku bersyukur pada Allah. Rasanya pagi ini begitu menyenangkan, pagi yang begitu penuh berkah, dan merupakan pagi yang tak pernah terduga olehku, sedikitpun.

Perlahan mulai kubuka amplop coklat pembungkus paket itu, dan… Subhanallah… Sebuah buku dengan sampul berwarna krem
-ga krem krem bgt sih, abis bingung gatau pastinya ni warna apa :D-, IJINKAN AKU MENIKAH TANPA PACARAN. Subhanallah, ini kan buku yang udah lama kucaricari tapi ga ketemuketemu sampe sekarang. Rasanya sulit banget percaya kalo sekarang bukunya udah ada ditanganku. Masya Allah, segala puji bagi Allah, yang mampu melakukan apapun yang dikehendakiNya, bahkan yang tak terlintas sedikitpun dibenak umatNya.

* special thanks to neng uti yg baik bgt yg udh rela ngasih buku koleksinya buat saya :D. Ntar pokoknya sesuai permintaan neng uti deh (buku+ongkos kirimnya dibayar pake doa yg buanyaaakkk :D)

Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Selasa, 12 Mei 2009

Siang yang Tidak Biasa


Hari ini sungguh tak pernah saya bayangkan akan seperti ini. Saya sangat tersentak mendengar pertanyaan yang tidak biasa dari seorang teman, “apakah saya salah bila menuntut cerai dari suami saya?”. Astaghfirulloh… Rasanya saya seperti tersambar petir mendengar kata-katanya. Bergetar jiwa saya ikut merasakan kepedihan yang sedang dialami oleh teman saya ini. Ya Allah… Ringankanlah beban saudara saya ini. Tidak tega rasanya hati ini melihat penderitaan yang dialaminya. Ingin sekali saya membantunya, mengangkat semua beban dan penderitaannya. Tapi, tidak ada yang kuasa melakukan itu semua selain hanya Allah Ta’ala.

Kalau begitu Ya Allah… Tunjukkanlah kuasa-Mu padanya. Tunjukkalah betapa Maha Penyayangnya Engkau. Ya Allah… Dia benar-benar ingin kembali ke jalan-Mu, maka tuntunlah dia, jangan biarkan syetan kembali mengacaukan langkah-Nya. Berikanlah petunjuk-Mu padanya. Walaupun perceraian itu Engkau halalkan, namun... juga sangatlah Engkau benci bukan? Maka, jangan biarkan mereka bercerai Yaa Allah. Hentikanlah semua ini. Karena hanya dengan pertolongan-Mu lah mereka bisa terhindarkan dari hal yang paling Engkau benci itu.

Berapa banyak perceraian setiap harinya yang terjadi di dunia ini? Betapa murkanya Allah melihat ulah makhluk-Nya yang dengan sangat mudahnya memutuskan ikatan pernikahan ini? Mengapa harus begini? Apakah sudah tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga selain perceraian? Na’udzubillahimindzalik.

Ya Allah… Saya akan mengambil pelajaran dan pengalaman dari kejadian yang dialami oleh orang-orang disekeliling saya. Karena belum tentu saya punya waktu yang cukup untuk mengalami itu semua sendiri. Ya Allah… Kelak andaikan jodoh yang telah Engkau tentukan untuk saya datang, dan Engkau telah mengijinkan kami untuk menikah, maka kekalkanlah pernikahan itu. Hanya ajal yang akan memisahkan di dunia ini, namun kumpulkanlah kembali kami di surga-Mu kelak. Jangan biarkan syetan membisikkan kata-kata perceraian ditelinga kami, seluruh umat-Mu ini Ya Allah. Saya sangat takut sekali mendengarnya, apalagi untuk mengalaminya. Astaghfirullohal azhim.

Wahai sobat-sobat yang mulia, menikahlah karena menginginkan ridho dan surga-Nya, serta untuk menyempurnakan separuh agamamu. Janganlah pernah engkau menikah hanya karena menurutkan hawa nafsu semata, atau hanya karena takut akan usia yang kian merenta, itu semua hanya akan membawa kepada petaka belaka. Juga, janganlah memilih pendamping dengan hanya melihat fisik atau hartanya semata, karena kecantikan/kegantengan fisik itu hanyalah sementara, begitu pula dengan kekayaan akan harta benda hanyalah sesaat. Seiring berjalannya usia, kecantikan/kegantengan itu akan memudar dan hilang termakan renta. Harta pun hanyalah titipan sementara, dimana bila jasmanimu telah renta, kau tidak akan sanggup mengelola harta dunia yang kian banyaknya, dan bukan tidak mungkin semua itu akan lenyap begitu saja. Lalu apakah kalau sudah begitu kau akan meninggalkan yang lama dan mencari ganti yang baru yang lebih cantik/ganteng atau lebih berharta? Na’udzubillahimindzalik… Dengan begitu apa yang kau dapatkan? Bahagiakah engkau? Mungkin saja kau bisa bahagia, namun hanya kebahagiaan yang sesaat, seperti keindahan sesaat yang telah kau pilih.

Marilah kita berdoa bersama-sama agar kelak diberikan jodoh yang bisa menjadi Imam Sejati (bagi para akhwat), serta bisa menjadi ma’mum sholeha yang sangat taat (bagi para ikhwan). Tentu kebahagiaan sejati pula lah yang akan kita dapatkan bila nasib membawa kita pada jodoh yang memiliki keindahan keimanan yang sejati. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang diberi petunjuk dan hidayah oleh Allah. Amin Allahuma Amin.



Baca selengkapnya, klik ajah disini ..

Senin, 11 Mei 2009

Demi Masa


Hmm… Hari ini lelah sekali rasanya. Mungkin karena cuacanya panas bgt, dan juga debu jalanan yang begitu menyesakkan nafas, sehingga membuatku merasa sangat kelelahan karena hari ini harus bolak balik bank untuk mengurus pembukaan rekening giro untuk perusahaan tempat aku kerja. Yah… Beginilah nasib bawahan, pasti disuruh-suruh terus deh (kataku dalam hati). Astaghfirullohal azhim… Ampuni hamba ya Allah, hamba tidak bersyukur pada limpahan nikmat&rahmat yang telah Engkau beri ini, malah berani-beraninya mengumpat walau hanya dalam hati. Sungguh tercelah hamba ini. Ampuni hamba Yaa Allah. Ampuni hamba. Astaghfirullohal azhim… Astaghfirullohal azhim… Astaghfirullohal azhim…

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ

إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ya Allah… Jadikanlah kami kedalam golongan orang-orang yang Engkau beri petunjuk serta jalan yang lurus. Agar kami dapat selalu menjaga keimanan hingga tiba masa pertanggungan kelak. Juga ajarkanlah kami sekalian agar menjadi pandai dalam mengendalikan hawa nafsu. Amin.


Baca selengkapnya, klik ajah disini ..