Minggu, 13 Juli 2008

a hard life

Pernah aku melewati jalan ini. Jauh sebelum aku tau dan mengerti apa arti hidup.  Jalan yang sangat berliku. Bahkan sangat terjal. Membentang di tengahnya duri-duri kehidupan yang sangat tajam. Menghempaskan hidupku. Menjatuhkan aku ke dalam lubang yang sangat dalam. Bahkan aku tak mengira kalau aku masih bisa bertahan hidup. Sungguh suatu jalan yang sangat kelam. Hingga tiap kali aku melewatinya, aku selalu menangis. Menangis dan menangis. Karena walau seberapa pun usahaku untuk menguatkan hatiku, diluar itu semua aku hanyalah seorang cewek lemah yang perasaannya gampang sekali terluka. Tapi aku akan selalu berusaha untuk menjadi lebih kuat dan lebih lebih kuat. Kekuatan itu harus aku dapatkan. Karena sekarang ga ada lagi yang bisa menolongku, selain diriku sendiri. Ya benar, sekarang aku telah benar-benar sendiri. Semua telah pergi berlalu.

Sekarang satu tujuan hidupku itu yang harus bisa aku wujudkan dengan sempurna. Tujuan hidup yang lebih tepatnya disebut sebagai kebulatan tekad untuk melakukan suatu hal yang bisa berguna demi keluargaku. Sekarang pikiranku hanya akan tertuju pada tujuanku itu. Ga akan ada yang lain. Aku harus bisa fokus. Aku ga akan peduli lagi dengan semua orang yang hanya bisa menyakiti dan mencemooh aku. Yang hanya bisa mengolok dan mengejek kehidupanku. Aku ga butuh apapun dari mereka. Toh aku sekarang hidup dengan berpijak di kakiku sendiri. Aku tidak hidup dari belas kasihan ataupun sedekah dari merekan semua. Aku bekerja keras mengeluarkan setiap titik keringatku untuk menyambung kehidupanku. Mereka ga punya andil dalam hidupku. Mereka hanya orang luar yang selalu dan selalu menghujamkan rasa sakit untukku. Hanya rasa sakit. Yang membuatku selalu jatuh dan terjatuh lagi. Aku sangat sulit untuk bangkit. Aku telah mencoba untuk melupakan rasa sakit karena mereka. Berkali-kali aku belajar untuk mengoreksi diriku. Kemudian aku dengan susah payah bangkit lagi. Tapi lagi-lagi mereka kembali menyakitiku. Hari ini juga. Dan aku hanyalah manusia biasa yang memiliki batas kemampuan untuk menahan rasa sakit. Dan sekarang adalah puncak dari kesakitanku. Jadi aku harus mengambil tindakan yang tegas untuk mengakhiri kesakitan ini.

Dan sekarang aku putuskan untuk mengakhiri semua ini. Aku akan pergi menjauh dan menghindar dari mereka semua. Aku benar-benar akan pergi jauh. Tanpa mempedulikan apapun lagi. Aku telah memutuskan untuk menutup diri dari semua pergaulan luar ini. Sekarang aku hanya akan mengerjakan segala sesuatu yang bermanfaat untuk keluargaku. Temanku di kantor sekarang hanyalah komputer dan internet. Aku akan berdiam diri mendengarkan apapun yang mereka mau hujatkan kepadaku. Aku tidak akan mengklarifikasi apapun. Aku tidak akan berbicara apapun. Karena semua itu ga ada gunanya. Mereka ga akan pernah mengerti apa yang sebenarnya aku alami dalam kehidupanku. Mereka ga akan tau seberapa besar beban hidupku. Mereka ga akan mengerti apa itu rasa sakit. Karena mereka ga pernah merasakan sakit. Karena mereka ga pernah merasakan kesukaran hidup. Jadi aku sudah tidak peduli lagi apapun yang akan mereka lakukan terhadapku. Hatiku telah aku tutup rapat-rapat untuk mereka. Ga ada lagi celah sedikitpun untuk mereka. Hatiku telah hancur untuk mereka.

Berulang kali aku terpikir untuk berhenti bekerja dari tempat kerjaku yang sekarang. Kadang aku merasa sudah sangat tidak kuat dengan lingkungan kerja yang sangat memojokkanku ini. Yang mungkin sangat tidak menginginkan kehadiranku disini. Tapi, untuk yang kesekian kalinya lagi, aku kembali teringat dengan keadaan keluargaku yang sangat menjadikanku sebagai tulang punggung mereka. Aku kembali meneteskan air mataku. Sedikit kekuatan dan semangat kembali berkobar di dalam jiwaku. Membuatku kembali merasakan bahwa aku harus terus kuat dan bertahan apapun keadaannya. Sekarang aku akan menutup mata dan telingaku dari mereka semua. Aku akan terus bertahan disini hingga aku mendapatkan perkerjaan baru yang bisa menyambung kehidupanku dan keluargaku. Yaa... Emang itu yang harus aku lakukan sekarang. Semoga suatu saat aku bisa menemukan hikmah dan hidayah dari semua kepahitan dan kesakitan hidup yang aku alami ini. Aku tau, kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Tak usah aku memikirkan dan mengharapkan kebahagiaan yang hanya sesaat ini. Aku harus lebih fokus untuk mendapatkan kebahagiaan kekal di akhirat kelak. Dengan semua kesukaran dan kerja keras di dunia ini. Aku ingin bahagia bersama dengan kedua orangtuaku kelak di akhirat. Aku sangat menginginkan itu. Jadi sekarang aku harus bekerja keras untuk mewujudkan impianku itu. Dngan tanpa mempedulikan rasa sakitku lagi. Dengan tanpa mengindahkan seberapa dalam luka yang harus aku rasakan. 

Puji syukur padamu Ya Allah. Yang masih memberikanku nafas kehidupan dunia yang fana ini. Agar aku bisa mengabdiakan diriku pada-Mu dan pada keluargaku. Sekarang tolonglah beri aku tambahan kekuatan Ya Allah. Agar aku menjadi makhluk-Mu yang sangat tegar. Jangan biarkan air mataku terus menetes. Kuatkan hati dan keyakinanku. 

Tuhan..
Pada-Mu kuserahkan kehidupanku 
Pada-Mu kuserahkan kebahagiaanku 
Pada-Mu kuserahkan jiwaku 
Pada-Mu kuserahkan segenap doaku

Tuhan.. 
Tolong ulurkan bantuan-Mu 
Tolong tunjukkan jalan-Mu 
Tolong terangi hatiku 
Tolong perlihatkan kekhilafanku 

Tuhan.. 
Kasihilah kedua orangtuaku 
Kasihilah seluruh keluargaku 
Kasihilah teman2 dan sahabat2ku 
Kasihilah mereka yang telah menyakitiku 

Tuhan.. 
Peliharalah nama baik keluargaku 
Peliharalah keimananku 
Peliharalah ketegaranku 
Peliharalah kehidupan akhiratku 

Tuhan.. 
Bukakanlah pintu ampunan-Mu 
Bukakanlah hati orang2 yang membuatku menangis 
Bukakanlah selebar-lebarnya pintu surga-Mu untuk kedua orangtuaku 
Bukakanlah belenggu kebencian dalam hatiku 

Jadikanlah kami umat yang Engkau cintai dan kasihi 
Amiiinnn....

1 komentar:

Rasyid mengatakan...

Kuatkan hati adek ya...Ni Kak Rasyid trus mndukungmu..Hidup itu hrs diperjuangkan walau sulit dan mudahya khidupan itu

Posting Komentar

Sabar dalam bertindak, santun dalam berucap...